Upaya untuk menekan emisi karbon sebagaimana ditetapkan Pemerintah Indonesia dalam target NZE 2060, nyatanya memerlukan adanya transisi energi dan transformasi industri, maupun bisnisnya.
Pada sektor otomotif, berbagai kebijakan terkini terkait elektrifikasi kendaraan tengah digalakkan, baik dengan adanya dukungan dari sisi fiskal, maupun non fiskal guna memperbesar populasi beragam kendaraan elektrifikasi.
Transisi industri otomotif, termasuk rantai pasoknya merupakan strategi yang harus diimplementasikan untuk menjaga posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor otomotif.
Yaitu, selain soal bagaimana mengelola kendaraan atau unit kendaraan yang sudah ada selama ini (managing unit in operation/UIO).
Toyota Indonesia pun mengungkap langkah-langkah yang bisa dilakukan. Yakni dengan mengkombinasikan seluruh sarana transportasi yang ada, baik transportasi massal maupun pribadi, untuk bersinergi melalui penggunaan teknologi yang lebih efisien.
Baca Juga: Industri Otomotif Terdisrupsi Kendaraan Listrik, Ini Kunciannya
Diantaranya penggunaan bahan bakar lebih efisien, implementasi teknologi bahan bakar baru dan terbarukan, maupun beralih ke teknologi-teknologi elektrifikasi.
Seperti Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV), hingga hidrogen baik melalui produksi baru maupun melalui aktivitas konversi.
Dengan kombinasi ini, diharapkan semakin banyak kendaraan yang dapat menyumbang pada penurunan emisi yang lebih besar. Serta tercipta ekosistem elektrifikasi baru dan kuat.
Sehingga memberikan kesempatan bagi industri otomotif Indonesia untuk semakin kompetitif di era elektrifikasi global.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR