Otomotifnet.com - Setelah resmi meluncurkan Small SUV terbarunya, yakni Honda WR-V awal November kemarin, Senin (19/12/2022) ini hingga dua hari kedepan PT Honda Prospect Motor (HPM) menggelar Media Test Drive sang penantang Rize-Rocky, Kia Sonet, Nissan Magnite, dan kawan-kawan tersebut.
Enggak tanggung-tanggung, Pulau Dewata Bali yang kondisi jalannya cukup bervariatif, dijadikan medan untuk mengeksplorasi kemampuan Small SUV terbaru Honda itu.
Jujur, kami suka dengan desain eksteriornya yang bernuansa sporty, terutama untuk varian RS.
Namun ketika duduk di dalam kabinnya, kami mendapati suasana yang tak jauh berbeda dengan sang kakak, yakni BR-V.
Baca Juga: Sampai 100 Ribu Km, Honda WR-V Bisa Ngabisin Duit Servis Segini
Yup, seperti sudah disinggung pada artikel sebelumnya ketika mobil ini baru dilaunching, bahwa secara lay out interior, terutama pada bagian dasbor, desainnya sama seperti BR-V.
Padahal dari sisi eksterior tampak sekali perbedaannya, kenapa tidak dibedakan sekalian? Meski secara platform keduanya saling berbagi.
“Ini berkaitan dengan development timing. Memang sekilas terlihat sama, namun secara feeling ada perbedaan,” beber Ms. Poychat Ua Arayaporn, Large Project Leader (LPL) Honda R&D Asia Pasific Co., Ltd, yang garap desain Honda WR-V.
Selain itu, lanjut wanita cantik dari Thailand yang turut serta dalam acara media test drive ini, BR-V punya karakter customer yang berbeda dari WR-V.
“BR-V lebih mengutamakan comfort, sementara WR-V lebih kepada berkendara yang fun,” jelasnya.
Makanya pada beberapa bagian di interior WR-V, khususnya tipe RS, dibuat berbeda dari BR-V tipe tertinggi.
Antara lain terdapat aksen list merah kombinasi dark silver pada dasbor depan jok penumpang. Sedangkan pada BR-V tipe paling tinggi kombinasinya silver – hitam.
Kemudian di area doortrim WR-V terdapat material fabric dengan rona dark silver, yang membuatnya terkesan lebih sporty.
Sementara pada BR-V tipe Prestige pakai warna black – silver.
Baca Juga: Jangan Kaget, Sekali Ganti Busi Honda WR-V Sepaket Siap Duit Segini
Selain itu pada bagian arm rest di doortrim dibalut material kulit sintetis, yang fungsinya agar ketika melakukan manuver di tikungan tangan dapat tertumpu lebih nyaman.
Oiya, impresi pertama kami saat duduk di jok penumpang depan maupun di bangku belakang, bagi pemilik postur tubuh setinggi 179 cm, terasa agak pas-pasan.
Memang untuk head room masih sangat lega, tapi leg room nya ketika jok penumpang depan kami mundurkan mentok, space antara lutut ke dasbor hanya terukur 4 jari.
Begitu pula ketika duduk di jok belakang, tidak seperti rival-rivalnya macam Raize-Rocky, Kia Sonet dan sebagainya yang spacenya masih lumayan banyak.
Maklum, karena sacara dimensi, terutama jarak sumbu roda, ia lebih pendek dibanding rival-rivalnya.
Sehingga tentunya berpengaruh terhadap keluasan kabinnya.
Meski begitu, untuk postur tubuh rata-rata orang Indonesia dengan tinggi antara 160 – 170 cm, dijamin akan terasa luas kok.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR