Menanggapi kabar yang diunggah di Instagram, warganet lantas menyerukan protes di kolom komentar.
"Waduh kalau kita yang suka bergerak di lapangan gimana atuh," kata salah satu warganet.
"Beli di Bogor, habis di Jakarta, masa iya harus dorong ke Bogor," tulis warganet lain.
"Yang kerjanya naik motor rute jauh dan mobilisasi tinggi. Tolong ditengok. Gak cocok bagi kami," tutur warganet lain.
Agar tak semakin jadi bola panas liar, Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menyangkal kabar hoax tersebut.
"Bukan begitu," kata dia melalui pesan singkat, (9/1/23).
Bukan semata-mata larangan berpindah-pindah SPBU, Saleh menegaskan kebijakan mendatang tergantung pada masing-masing kuota harian yang dimiliki masyarakat.
Misal, masyarakat memiliki kuota harian pembelian Solar sebanyak 60 liter per hari.
Apabila sudah mengisi Solar di SPBU A sebanyak 60 liter atau sejumlah batas maksimal pembelian, maka dia tidak bisa mengisi lagi di SPBU A atau SPBU lain di hari itu.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR