Pria ramah ini menyebut saat ini tantangan yang harus dihadapi ada beberapa hal.
"Pertama performa, motor listrik belum sekuat motor bensin. Kedua infrastruktur," ucapnya.
Ia melihat motor listrik masih sebagai produk lifestyle. Di samping secara model juga masih belum sevariatif motor bensin.
"Kalau kita lihat saat ini bentuk motor listrik nggak sevariatif motor bensin. Motor listrik lebih simpel, bermain di warna atau painting," ulasnya.
Meski demikian Thomas sudah melihat bahwa pasar motor listrik di Indonesia nantinya akan cukup besar.
"Dalam 10 tahun motor listrik akan menjadi 30 persen," ungkap Thomas.
Ia menyebut strategi AHM akan tetap menjalankan bisnis secara komprehensif. Enggak hanya menjual produk melainkan juga menyiapkan infrastrukturnya termasuk penanganan limbah motor listrik.
Ia tak menampik sekarang mulai banyak pemain motor listrik termasuk motor listrik konversi termasuk pemain dari China.
"Kami akan touch konsumen lewat jaringan dealer dan finance. Jadi ini merupakan sebuah ekosistem besar," ujar Thomas.
Ditanya lebih lanjut apakah ia siap mengantar AHM menjadi rajanya penjualan motor listrik di Tanah Air, Thomas menjawab datar.
"Kami Astra Honda Motor selalu fokus berusaha untuk memberikan kepuasaan dan pelayanan yg terbaik bagi seluruh masyarakat konsumen Indonesia sesuai dengan perkembangan kebutuhan konsumen"
"Termasuk berbagai teknologi ke depannya seiring dengan semangat Satu Hati untuk dapat selalu mewujudkan mimpi konsumen bersama sepeda motor Honda di Indonesia," pungkasnya.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR