“Sensor-sensor yang kita taruh di EV ini berbeda dengan di BMS (Battery Management System), dimana pada BMS biasanya bisa membaca jarak tempuh, voltase, hanya sebatas itu.”
“Sama suhu pun kadang ada yang iya dan enggak. Jadi enggak semua EV. Jadi dengan ketiga sensor itu pengguna bisa tahu jangan sampai mogok di jalan,” papar Bobby saat ditemui di hari ke-3 gelaran PEVS 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta (19/5/2023).
Problemnya adalah, lanjut Bobby, kebanyakan saat ngecas kendaraan listrik itu jarang ditungguin.
“Ini kadang jadi momok. Karena kita tidak pernah tahu kalau sampai ada apa-apa terhadap kendaraan saat dicas,” lanjutnya.
Baca Juga: Mobil Dipakai Sumber Listrik Konser Music, MG4 EV Pecahkan Rekor MURI di PEVS 2023
Maksud Bobby, bisa saja saat itu kendaraan listrik kita mengalami kebakaran, baik mobil maupun motor,
“Karena banyak faktor yang bisa menyebabkan itu, misalkan listrik PLN naik turun saat kita lagi ngecas, atau ketika mobil dikendarai terjadi guncangan yang terlalu ekstrem karena jalan tidak mulus, yang mungkin saja menimbulkan lubang kecil pada battery package-nya,” jelasnya lagi.
Lubang atau celah kecil sekalipun pada packaging baterai EV tersebut kata Bobby bisa mempengaruhi humidity-nya (kelembaban).
“Ketika humidity-nya sudah tidak terjaga, otomatis kan bisa menimbulkan korosif, oksidasi, segala macam dari peralatan lain. Dan itu kan bisa menyebabkan korsleting,” tukas Bobby.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR