Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Alat Ini Bisa Deteksi Dini Kerusakan Pada Baterai Kendaraan Listrik

Andhika Arthawijaya - Jumat, 19 Mei 2023 | 23:20 WIB
Alat pendeteksi kerusakan pada baterai EV bernama Ballistic bikinan PT NKRI
Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Alat pendeteksi kerusakan pada baterai EV bernama Ballistic bikinan PT NKRI

Otomotifnet.com – Teknologi kendaraan elektrifikasi full battery atau BEV (Battery Electric Vehicle), memang terbilang masih baru.

Sehingga wajar bila masih ada resiko terjadinya kegagalan pada sistem manajemen baterainya yang saat ini masih didominasi material lithium-ion.

Buktinya cukup sering kita lihat di media sosial tetang kasus kendaraan listrik mengalami kebakaran tiba-tiba, baik saat sedang dikendarai maupun ketika dicas.

Meski kebanyakan hal itu terjadi di luar negeri, bukan tidak mungkin akan dialami di Tanah Air. Amit-amit semoga saja tidak terjadi.

Baca Juga: Butuh APAR Khusus Sebanyak Ini Untuk Bisa Padamkan Mobil Listrik Yang Terbakar

Bayangkan bila kejadian kendaraan listrik yang kita gunakan, baik itu mobil maupun motor

Nah, untuk mendeteksi secara dini kegagalan pada sistem baterai kendaraan listrik, PT Nusantara Karya Reksa Internasional (NKRI) menciptakan sebuah inovasi berupa sensor kerusakan baterai bernama Ballistic.

“Fungsinya adalah prediktif dan preventif. Kalau kita bicaranya prediktif, kan dia akan memprediksi dulu. Begitu kurang lebih,” jelas Bobby Hadiwijaya, Chief Executive Officer (CEO) PT NKRI.

Memprediksi di sini maksud Boddy adalah mendeteksi awal dini apakah baterai kendaraan listrik akan mengalami failure (kerusakan) atau tidak.

Bobby Hadiwijaya, CEO PT NKRI (kiri) saat penandatangan kerjasama dengan Periklindo
daafa/Kompas.com
Bobby Hadiwijaya, CEO PT NKRI (kiri) saat penandatangan kerjasama dengan Periklindo

“Sensor-sensor yang kita taruh di EV ini berbeda dengan di BMS (Battery Management System), dimana pada BMS biasanya bisa membaca jarak tempuh, voltase, hanya sebatas itu.”

“Sama suhu pun kadang ada yang iya dan enggak. Jadi enggak semua EV. Jadi dengan ketiga sensor itu pengguna bisa tahu jangan sampai mogok di jalan,” papar Bobby saat ditemui di hari ke-3 gelaran PEVS 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta (19/5/2023).

Problemnya adalah, lanjut Bobby, kebanyakan saat ngecas kendaraan listrik itu jarang ditungguin.

“Ini kadang jadi momok. Karena kita tidak pernah tahu kalau sampai ada apa-apa terhadap kendaraan saat dicas,” lanjutnya.

Baca Juga: Mobil Dipakai Sumber Listrik Konser Music, MG4 EV Pecahkan Rekor MURI di PEVS 2023 

Maksud Bobby, bisa saja saat itu kendaraan listrik kita mengalami kebakaran, baik mobil maupun motor,

“Karena banyak faktor yang bisa menyebabkan itu, misalkan listrik PLN naik turun saat kita lagi ngecas, atau ketika mobil dikendarai terjadi guncangan yang terlalu ekstrem karena jalan tidak mulus, yang mungkin saja menimbulkan lubang kecil pada battery package-nya,” jelasnya lagi.

Lubang atau celah kecil sekalipun pada packaging baterai EV tersebut kata Bobby bisa mempengaruhi humidity-nya (kelembaban).

“Ketika humidity-nya sudah tidak terjaga, otomatis kan bisa menimbulkan korosif, oksidasi, segala macam dari peralatan lain. Dan itu kan bisa menyebabkan korsleting,” tukas Bobby.

Sensor bulat ini hanya mendeteksi asap dengan karakteristik khusus dari beterai EV
Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Sensor bulat ini hanya mendeteksi asap dengan karakteristik khusus dari beterai EV

Potensi akan hal ini kata Bobby selalu ada, dan seringkali terlambat diketahui.

“Di Ballistic sendiri kami prediktifnya atau memperkirakan dari awal misal riba-tiba voltasenya melonjak, ataupun dari sisi humidity yang tiba-tiba turun.”

“Atau pun nanti dari grafik baterai saat lagi ngecas tiba-tiba ada trickling, itu bisa dideteksi dini pada Ballistic,” papar Bobby.

Kemudian Ballistic akan memberikan warning pada si pengguna EV langsung dengan alarm untuk segera menjauh dari kendaraan demi keamanan.

Baca Juga: Honda Kembangkan Baterai EV Ramah Lingkungan, Kerja Sama Dengan POSCO

“Tapi kalau deteksinya cuma sebatas anomali seperti baterai overheating, overcharge, atau overdischarge dan sebagainya, ia hanya akan memberikan warning, ohh ini (proses pengecasan) cukup dimatikan saja,” tambahnya.

Oiya, menurut Bobby teknologi ini sudah mengadopsi prinsip internet of things (IoT), alias bisa tersambung ke ponsel lewat aplikasi.

“Jadi ketika sensor membaca ada masalah pada beterai, di smartphone pengguna akan muncul alarm yang lumayan kecang suaranya. Meski lagi naik motor pakai helm masih tetap terdengar kuat,” bilangnya.

Saat ini kata Bobby teknologi tersebut masih terus dikembangkan dan tengah diuji pada beberapa kendaraan listrik.

“Bisa dibilang ini teknologi pengaman EV yang pertama di dunia. Dan sekarang ini untuk kerjasama mungkin masih bersifat B to B seperti pada produsen baterai EV,” pungkasnya.

Waahh.. keren juga nih. Bagaimana menurut Anda?

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa