Otomotifnet.com - Waspada dengan kang parkir gadungan di sekitar Maliboro, Yogyakarta.
Ngarahin parkir ke lokasi terlarang lalu dimintai tarif Rp 50 ribu.
Bukannya aman, setelah ditinggal ternyata ban mobil digembosi orang Dinas Perhubungan (Dishub).
Ini seperti dialami salah satu wisatawan yang ban mobilnya digembosi Dishub setelah diarahkan parkir oleh juru parkir.
Curhatan itu diunggah akun Twitter @merapi_uncover, (23/7/23).
Dalam unggahannya, pengunjung mengaku diarahkan tukang parkir untuk memarkirkan mobilnya di kawasan Gandekan Lor, Kota Yogyakarta.
Ia mengaku ditarik tarif parkir sebesar Rp 50 ribu dan diberi karcis.
Tak lama, petugas Dishub kemudian mendatangi mobil-mobil yang parkir di kawasan tersebut dan menggembosi bannya.
"Min kalau gini gimana ya?wisatawan mau ke malioboro,karena parkir penuh lalu di gandekan lor diarahkan tukang parkir,bayar parkir 50k dan ada karcisnya katanya boleh disitu,tau2 didatangi dishub diy,dan mobil2 yang parkir disitu langsung dibocori smw," tulis pengunggah.
Penjelasan Dishub Kota Yogyakarta
Sekretaris Dishub Kota Yogyakarta, Golkari Made Yulianto mengatakan, mobil tersebut kemungkinan diparkir di seputaran Jalan Pasar Kembang.
"Nah, di jalan pasar kembang itu memang dilarang parkir baik di sisi selatan maupun di utara," jelasnya, (23/7/23).
Made menegaskan, petugas parkir resmi juga tidak melakukan kegiatan di sepanjang Jalan Pasar Kembang dan Gandekan Lor.
Karenanya, ia memastikan parkir di kawasan itu ilegal atau parkir liar.
"Apalagi dia menarik parkir Rp 50.000, itu jelas di luar dari ketentuan tarif atau retribusi parkir," jelas dia.
"Maka, kalau petugas kami melakukan penggembosan, ya karena yang bersangkutan parkir pada tempat yang tidak diperbolehkan," sambungnya.
Ia menuturkan, penggembosan dilakukan apabila pemilik mobil tidak berada di lokasi.
Jika pengemudi atau pemilik mobil berada di sekitar lokasi, petugas akan memintanya untuk segera memindahkan mobilnya.
Made menuturkan, pihaknya bersama Satreskrim Polresta Yogyakarta setiap malam melakukan operasi dalam satu bulan terakhir.
"Setiap operasi kita pasti berhasil melakukan penangkapan. Tapi yang namanya juru parkir liar, itu seperti kucing-kucingan, kita tangkap sekarang, kemudian muncul lagi," ujarnya.
Bahkan, pihaknya juga telah menerapkan denda terhadap parkir liar dengan nominal yang terus bertambah untuk memberikan efek jerah.
Namun, kehadiran juru parkir liar masih terus bermunculan.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tertib dan tidak parkir di sembarang tempat.
"Kalau daerah itu tidak boleh parkir ya jangan digunakan parkir, kalau tukang parkirnya tidak pakai seragam, harus waspada," kata dia.
Selain petugas parkir berseragam, adanya rambu parkir berwarna biru dan bertuliskan 'P' juga bisa menjadi ciri kawasan tersebut diperuntukkan parkir.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Made menyebutkan bahwa tidak boleh parkir di semua tepi jalan.
"Kecuali pada tepi jalan yang ada tanda boleh parkir 'P' warna biru. Sehingga tidak ada lagi alasan tidak ada 'P' warna merah terus boleh parkir. Di semua ruas jalan sebetulnya tidak boleh parkir," pungkasnya.
Baca Juga: Liburan ke Jogja Jangan Parkir Sembarangan, Ban Mobil Taruhannya
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR