"Pelaku tidak memperkenalkan diri, dan langsung ingin melihat kondisi motornya. Intinya, ingin tahu apakah kondisi mesinnya aman dan pelaku tidak menyinggung sama sekali masalah harga," ungkapnya.
Setelah itu, pelaku meminta untuk mencoba (test ride) motornya.
Korban yang masih berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Malang tersebut, mengiyakan permintaan.
"Awalnya, pelaku mencoba putar-putar di sekitar perumahan. Lalu saya tunggu hingga 30 menit, pelaku tidak kunjung kembali,"
"Saya langsung inisiatif tanya ke sopir pikap, dan sopirnya ngomong bahwa tidak kenal sama sekali dengan pelaku. Si sopir mengaku, bahwa ia dicarter Rp 300 ribu untuk disuruh membawa borongan motor dan borongan rumah," bebernya.
Dari hal tersebut, akhirnya ia sadar telah menjadi korban curanmor.
Korban pun segera melaporkan kejadian itu ke Polresta Malang Kota.
"Sudah saya laporkan ke Polresta Malang Kota. Untuk ciri-ciri pelakunya, berkulit sawo matang, wajahnya tirus, ada bekas tindikan di salah satu telinganya dan tingginya sekitar 167 centimeter,"
"Kalau untuk ciri-ciri motornya, berwarna merah dan fairingnya saya copot, velgnya berwarna biru candy dan memakai lampu alis," jelasnya.
Hanif juga mengaku, bahwa pelaku ini beberapa kali telah beraksi.
Dan incarannya, merupakan motor 250 cc dan motor trail. Dalam kasus ini, maling modal Rp 300 ribu untuk carter pikap, Yamaha R25 pun hilang dari pandangan.
"Dari informasi yang saya peroleh, ternyata pelaku ini sering beraksi di wilayah Kota Malang dengan modus yang sama. Kalau tidak salah, korbannya sudah mencapai 10 orang," tuturnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto mengungkapkan, pihaknya segera mendalami kejadian curanmor tersebut.
"Korban telah membuat laporan dan segera kami cek. Kami juga akan segera lakukan penyelidikan dan pendalaman," pungkasnya.
Baca Juga: Gaya Elit Ekonomi Sulit, Pengangguran Sok-sokan Beli CBR150R, Polisi Turun Tangan
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR