Tapi sebelum mempraktikkan mode-mode berkendara tersebut, pelajari dulu cara kerja masing-masing.
Perlu diketahui, fitur drive mode ini melibatkan pengaturan mesin, transmisi, rem, dan power steering, yang kemudian terintegrasi dengan kontrol traksi, kontrol stabilitas, dan Active Yaw Control (AYC).
Misalnya pada mode Normal, kontrol traksi secara otomatis diatur pada level 3 (menengah).
Artinya komputer masih mengizinkan roda untuk spin, sebelum akhirnya sistem mengambil alih agar traksi tetap terjaga.
Sementara respons AYC-nya berada di level 1, lalu respons akselerasi (mesin dan transmisi) di level 3, dan bobot setir di level 3.
Setingan ini diatur secara otomatis oleh komputer mobil, yang berfungsi untuk mendapatkan parameter paling ideal saat XForce dikendarai pada situasi umum.
Sementara pada mode Wet, kontrol traksi diatur pada level 4, yang artinya komputer lebih banyak mengintervensi untuk mengurangi slip roda sehingga membantu ketika bermanuver.
Kemudian AYC di level 4 untuk meminimalkan understeer, respons akselerasi di level 1, 5 dan bobot setir di level 4.
Sedangkan pada mode Gravel, kontrol traksi diset di level 1, yang artinya komputer mengizinkan roda lebih banyak spin.
Lalu AYC-nya berada di level 3, respons akselerasi di level 2, dan bobot setir di level 4.
Terakhir pada mode lumpur alias Mud, kontrol traksi di level 1, AYC dinonaktifkan, respons akselerasi di level 1, dan bobot setir ada di set normal alias level 3.
Setelan ini membuat XForce jadi lebih leluasa dikendarai di segala medan.
Baca Juga: Ada Tombol Ajaib di Tuas Transmisi Mitsubishi XForce, Pencet dan Begini Hasilnya
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR