Otomotifnet.com – Setiap mudik Lebaran, tak jarang ada saja yang melakukan perjalanan jauh untuk ke kampung halaman atau sekadar berlibur.
Tentunya perjalanan jauh tersebut akan membuat mesin kendaraan jadi bekerja extra keras.
Jadi ada baiknya persiapkan mobil yang kan anda bawa mudik, dengan melakukan servis terlebih dulu sebelum melakukan perjalanan jauh.
Misal jika sudah mendekati waktunya ganti oli mesin, sebaiknya segera ganti.
Baca Juga: Ketemu Penyakitnya, Ini yang Bikin Oli Mobil Menyusut Banyak Ketika Mudik
Nah, mungkin ada sebagian pemilik mobil bertanya apakah oli dengan tingkat kekentalan (SAE) rendah alias encer aman buat dipakai jarak jauh, mengingat oli encer biasanya penguapannya tinggi?
Soalnya saat ini mobil-mobil keluaran terbaru dari pabrikannya mulai menggunakan oli mesin dengan tingkat kekentalan (SAE) rendah untuk menghasilkan performa mesin lebih baik dan irit bahan bakar.
Antara lain yang menggunakan SAE 0W-30, 0W-20, bahkan ada juga yang pakai SAE 0W-16 seperti di mobil keluaran Daihatsu dan mobil hybrid pada umumnya.
Tapi apakah benar oli dengan SAE encer bila dipakai dalam jangka waktu lama akan membuat oli cepat berkurang lantaran resiko penguapannya tinggi?
“Mitos oli encer gampang nguap itu sudah lewat zamannya, enggak ada tuh sebenarnya. Yang bikin nguap itu kualitas olinya,” bilang Arief Hidayat, Founder & CEO PT Wealthy Indah Perkasa, seperti yang diutarakan di akun TikTok Wealthy.
Menurutnya, oli makin encer makin bagus, dalam arti memberikan proteksi pada komponen mesin.
“Contohnya 0W-20 proteksinya jauh lebih bagus dari pada 0W-30, terutama pada waktu oli itu menghadapi tekanan tinggi dan temperatur yang tinggi, misal saat terjebak macet,” jelasnya.
Dengan kata lain, seiring perkembangan teknologi mesin, produsen oli juga turut menyesuaikan kebutuhan akan olinya.
Baca Juga: Kenapa Mobil Hybrid Mesti Pakai Oli Encer? Ini Penjelasan Dari Wealthy
Dan tentunya hal-hal yang dulunya jadi resiko pada oli dengan dengan SAE encer, sudah diminalkan.
Hal itu sudah Otomotifnet.com buktikan pada oli mesin keluaran Wealthy, yaki Apogeo SAE 0W-30.
Oli ini kami uji coba tingkat penguapannya pada Suzuki Ertiga Dreza GS AT, yang mana spek oli standarnya menggunakan SAE 5W-30.
Nah, setelah oli Wealthy Apogeo 0W-30 ini kami gunakan sejauh 10 ribu kilometer selama 8 bulan, saat ditap dan diukur volume olinya sisa berapa, tenyata hanya berkurang 100 cc saja.
Kok bisa sedikit sekali ya tingkat penguapannya?
“Sebenarnya banyak faktor yang membuat tingkat penguapan oli bisa tinggi. Bisa dari internal mesin, bisa juga dari kualitas olinya,” ujar Hendra Tjoa, Director PT Trioline Agung Perkasa, distributor oli merek Igol asal Perancis.
Kalau dari internal mesin, lanjut Hendra, misalnya antara lain akibat ring oli mulai menguncup yang membuat uap oli naik ke ruang bakar, lalu terbakar bersama pembakaran.
Sementara kalau dari kualitas oli, “Lihat aja spek olinya, terutama nilai flash pointnya. Makin tinggi makin bagus, olinya biasanya lebih tahan suhu tinggi, sehingga tidak mudah menguap atau terbakar,” jelas Hendra yang cukup lama ‘main’ di dunia oli mesin.
Baca Juga: Kenapa Oli Mesin Mobil Gak Boleh Diisi Terlalu Banyak, Ini Sebabnya
Buat yang belum tahu apa itu flash point pada oli mesin, “Semacam titik didih benda cair deh,” tambahnya.
Jadi pada suhu tertentu oli bisa mengalami penguapan, bahkan dapat menimbulkan api bila terkena percikan api, dan kemudian mati dengan sendirinya dengan rentan waktu yang cepat.
Dengan kata lain, semakin tinggi nilai flash point sebuah oli, biasanya tingkat penguapannya akan rendah dan sulit untuk terbakar.
Lantas apa yang bisa membuat nilai flash point sebuah oli bisa tinggi?
“Menurut informasi yang gue dapatkan dari produsen oli, kalau yang bikinan Amerika itu lebih cenderung dari additive-nya. Sementara oli buatan Eropa lebih kepada kualitas dari base oil yang digunakan,” papar Hendra panjang lebar.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR