Otomotifnet.com - Perhimpunan Distributor, Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (PERDIPPI) berkumpul dengan menggelar seminar bertajuk Indonesia Market & Consumer Trends Toward 2030.
Intisari dari seminar tersebut adalah, industri otomotif telah bergerak cepat ke arah global sustainability, yaitu sumber energi baru terutama electric vehicle.
Tentunya ini akan berdampak pada jumlah kendaraan Internal Combustion Engine (ICE) yang memakai berbagai macam pelumas dan cairan.
Produsen, distributor, dan importir pelumas harus mulai mencari peluang dan alternatif bagi usahanya agar makin licin dengan memanfaatkan potensi pasar baru.
Meski begitu, ke depan bakal ada inovasi teknologi ICE yang lebih efisien, tentu akan memberikan peluang baru di masa depan.
Di Indonesia, walau pemerintah memasang target penjualan EV yang aggressive, namun infrastruktur EV masih rendah dan membutuhkan waktu lebih panjang.
Oleh karenanya, perkembangan EV dinilai masih akan terbatas. Namun tak boleh terlena, terobosan dan kolaborasi mutlak dilakukan.
Sementara itu, Perdippi melihat peluang di sektor industri yang tetap akan membutuhkan pelumas.
Baca Juga: Telat Ganti Oli Bisa Bikin Boncos, Ini Tips Pilih Oli Dari ENEOS
Termasuk di era elektrifikasi, diharapkan masih terbuka peluang untuk produk-produk substitusi pelumas.
"Industri pelumas di Indonesia terus berkembang pesat. Seminar ini menjadi wadah bagi para pelaku industri untuk saling berbagi pengetahuan dan wawasan,”
“Serta mengantisipasi perubahan yang terjadi di masa depan," jelas Peter Toto Harjanto, Ketua Perdippi di seminar yang digelar di Double Tree By Hilton, Jakarta Kemayoran (30/8/2024).
Ia melanjutkan, pemerintah dan pengusaha harus menangkap kesempatan emas di depan untuk bisa menggarap pasar era consumer boom kedua.
Pemerintah diharapkan memperhatikan untuk memulihkan daya beli kelas menengah dan bawah, yakni dengan tidak menaikan pajak dan tarif untuk satu hingga dua tahun ke depan hingga pulih.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Yongky Surya Susilo, selaku pakar Retail dan Consumer Strategist.
Ia menegaskan, pemerintah mestinya mempermudah sektor swasta untuk membuat usaha-usaha baru, melalui ease of doing business yang terukur, low cost economy, dan regulasi yang mendorong bukan menahan.
Baca Juga: Ternyata Ini Biang Residu Pelumas Skutik Yang Lewat Masa Pakai
“Pemerintah juga diharapkan memberi focus mendorong konsumsi domestik dan investasi selama 5-10 tahun ke depan. Usaha pelumas masih mempunyai peluang sangat besar sepuluh tahun ke depan,”
“ICE masih akan dominan, meski EV mulai berkembang perlahan,” ungkap Yongky.
Sebagai catatan, PERDIPPI adalah organisasi non profit yang didirikan pada tahun 1998 oleh para founder perusahaan pelumas di Indonesia.
Saat ini anggotanya lebih dari 120 perusahaan telah bergabung di PERDIPPI.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR