“Sementara Oki, ingin setingan motornya ngisi dari bawah tengah sampai atas,” ungkap Hasyim Soenedi, mekanik dari tim yang markasnya di Depok, Jabar itu.
Sok belakang Showa, rebound dibikin lembut
Dengan profil kem besar, maka asupan bahan bakar dari karburator berlabel AHRS harus disesuaikan kebutuhan dan keinginan pembalap. “Pada intinya pilot jet dibuat lebih kecil dari milik Owi. Ukuran pastinya lupa, tapi yang jelas 2 angka dari setingan karburator Owie,” kata Hasyim.
Mengecilkan angka pada pilot jet, maka diameter pipa knalpot juga ikutan dimainkan. Dengan tetap menggunakan silencer AHRS F4, tapi diameter pipa yang dipakai 26mm.
“Pernah pakai yang ukuran 24 mm dan hasilnya power atasnya malah diam. Jadinya riset lagi dan baru ketemu yang sesuai di diameter 26mm,” tutur pria ramah ini.
Ingin performa motornya ngegigit dari putaran mesin bawah sampai atas, maka dibutuhkan juga suspensi yang mumpuni. Tentu agar motor enggak liar saat masuk dan keluar tikungan.
Knalpot AHRS F4, diameter pipanya dimodifikasi. Karburator merek AHRS andalan suplai bahan bakar.
Beberapa memang ada perubahan antara setingan motor buat Oki dengan buat Owie. Tapi ada banyak juga yang enggak perlu diubah alias ke-2 motor tersebut memiliki setingan yang sama. Seperti pada pemakaian CDI yang sama-sama berlabel BRT, pelek dari AHRS sendiri dan beberapa hal lainnya. Angin segar tentu berembus dari tim balap yang dimiliki Asep ‘Juragan’ Hendro, dengan hasil akhir tahun positif yang sudah ditorehkan. (motor.otomotifnet.com)
Data modifikasi:
Ban: IRC Fasti1
Pelek: AHRS
Karburator: AHRS
CDI: BRT
Sok Depan: Kayaba
Sok Belakang: Showa
Knalpot: AHRS