Rian Fareza dari tim CP Buana Karya Wiratama (CBKW), Batu Licin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, jadi penguasa grasstrack junior untuk region Kalimantan musim ini.
Tracker nomor start 18, ini poinnya sudah tidak bisa dikejar lagi untuk jadi kampiun junior region 4. Hasil ini ditentukan setelah Rian menguasai kategori Bebek Modifikasi Junior di seri III kejurnas region 4, Bontang, awal Juni lalu.
Tracker nomor start 18, ini poinnya sudah tidak bisa dikejar lagi untuk jadi kampiun junior region 4. Hasil ini ditentukan setelah Rian menguasai kategori Bebek Modifikasi Junior di seri III kejurnas region 4, Bontang, awal Juni lalu.
“Masih ada dua seri lagi. Tapi, saya dah bisa aman karena poinnya jauh dari pembalap yang kedua. Jadi, saya bisa lebih fokus nyoba di kelas senior,” kata Rian yang berumur 15 tahun.
Untuk jadi penguasa junior di Kalimantan sebelum seri berakhir, rumusannya sederhana. Yamaha Force-1 yang dipakai Rian disiapkan secara profesional. Mesin enggak disiapkan cuma satu spesifikasi.
“Terutama kepala silinder. Ada dua versi. Cara ini supaya bisa menyesuaikan karakter trek,” beber Ramadony alias Doni, tunner tim CBKW.
Benar apa yang diatur Doni. Tentunya pas benar menyiapkan minimal dua mesin yang disesuaikan dengan desain sirkuit. Kalau cuma satu spesifikasi mesin yang disiapkan, pembalap pasti repot menutup kelemahan motor. Karena, desain trek berbeda dengan karakter mesin.
“Seperti di Bontang kemarin, saya pakai lebar squish 9 mm. Karakternya untuk trek panjang-panjang. Kompresinya pun jadi lebih aman, sekitar 7,5 : 1,” kata Doni yang sempat berguru meracik mesin 2-tak di tanah Jawa.
Benar apa yang diatur Doni. Tentunya pas benar menyiapkan minimal dua mesin yang disesuaikan dengan desain sirkuit. Kalau cuma satu spesifikasi mesin yang disiapkan, pembalap pasti repot menutup kelemahan motor. Karena, desain trek berbeda dengan karakter mesin.
“Seperti di Bontang kemarin, saya pakai lebar squish 9 mm. Karakternya untuk trek panjang-panjang. Kompresinya pun jadi lebih aman, sekitar 7,5 : 1,” kata Doni yang sempat berguru meracik mesin 2-tak di tanah Jawa.
Untuk desain trek yang mengandalkan torsi dan power, desain kepala silinder berbeda. Pastinya lay out trek lebih banyak mengandalkan tikungan. Gas sekali dibuka tenaga dah langsung ngisi.
“Skuisnya bisa jadi 7 mm. Tapi, tinggi lubang buangnya sama, 26 mm. Kompresi bisa naik jadi 8 : 1. Kalau sudah begitu, tinggal setel gir dan spuyer karburator aja,” ulas Doni yang markasnya di speed shop Buana Karya Wiratama, Batu Licin, Kalimantan Selatan.
Selamat deh!. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 100/70-19
Ban belakang : Swallow 100/90-16
Knalpot : Yamaha YZ85
Karburator: Mikuni TM36
Sokbreker belakang: KYB