Paling awal meringankan magnet yang membebani mesin. Caranya menggunakan pengapian Yamaha YZ125. “Saya ganti full dari mulai magnet, sepul, CDI dan koil,” kata pria yang bengkelnya di Jl. Gatot Subroto Km 6, No. 59, Jatake, Kotamadya Tangerang, Banten itu.
Magnet YZ125 bukan saja memiliki diameter lebih kecil dibanding standar Ninja 150. “Bobotnya lebih ringan, membuat putaran mesin cepat naik,” ungkap Joey lebih rinci.
Menurut Joey, aslinya piston akan sedikit menutupi membran. “Biar alirannya ‘ngemplong’, jadi kudu papas dinding sehernya,” ungkap mekanik asal Tangerang ini.
Masih dalam rangka kejar akselerasi, kompresi ditinggikan. Head silindernya dipapas 0,8 mm dan squish dibikin 14 derajat. Sedangkan lubang transfer, digerus pisau tuner sebanyak 2 mm. “Agar lebih bertenaga di putaran bawah,” beber Joey.
Nah, sisa bahan bakar yang mengandalkan Pertamax Plus dan oli samping Maxima, dikeluarkan lewat knalpot yang perutnya dibuat ulang pakai pelat besi tebal 0,5 mm. Silencernya pakai Kawasaki KX125.
Di lap terakhir, Deden memantapkan di posisi pertama. Hingga bendera finish dikibarkan. Terkabul sudah doa Baharudin Insani yang komat-kamit dari pinggir trek mendoakan anaknya. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Swallow 70/100-19
Ban belakang: Swallow 90/100-16
Sok depan: Honda CR85
Swing arm: Kawasaki KX85