Dari pada galau soal klaim konsumsi bahan bakar minyak (BBM), lebih baik lakukan pengukuran sendiri. Meneruskan artikel sebelumnya, kini mari kita coba metode yang paling populer.
Yaitu menggunakan metode top-up atau full to full.
Caranya isi tangki sampai penuh, bawa jalan lalu isi penuh lagi. Jumlah bensin yang diisi penuh untuk kedua kalinya adalah jumlah bahan bakar yang terpakai selama perjalanan.
Caranya isi tangki sampai penuh, bawa jalan lalu isi penuh lagi. Jumlah bensin yang diisi penuh untuk kedua kalinya adalah jumlah bahan bakar yang terpakai selama perjalanan.
Iya dong! Kan yang berkurang dan yang diisi kembali pasti jumlahnya akan sama.
Jumlah bahan bakar tadi lalu dijadikan pembagi jarak tempuh. Misalnya bensin yang terpakai 2,5 liter dan jarak yang ditempuh adalah 100 kilometer.
Jumlah bahan bakar tadi lalu dijadikan pembagi jarak tempuh. Misalnya bensin yang terpakai 2,5 liter dan jarak yang ditempuh adalah 100 kilometer.
Artinya konsumsi bahan bakarnya mencapai 40 km/liter. Mudah kan! Bisa dilakukan sambil melakukan perjalanan sehari-hari.
Tapi cara ini punya beberapa kelemahan. Misalnya saat mengisi tangki, meski sudah penuh kadang bensin masih bisa turun saat digoyang-goyang karena ada udara yang terjebak.
Tapi cara ini punya beberapa kelemahan. Misalnya saat mengisi tangki, meski sudah penuh kadang bensin masih bisa turun saat digoyang-goyang karena ada udara yang terjebak.
Harus lebih sabar menunggu sampai benar-benar penuh. Kalau tidak teliti, konsumsi bahan bakar akan jadi terlalu hemat atau boros saat dihitung.
Terlalu hemat jika saat pengisian bensin untuk kedua kalinya, jumlahnya kurang dari jumlah saat pengisian pertama karena bensin masih bisa turun dan tidak ditambah.
Tapi bisa juga terlalu boros kalau pengisian pertama menyisakan ruang kosong karena bensin masih turun, tapi saat diisi kembali bisa benar-benar penuh.
Terlalu hemat jika saat pengisian bensin untuk kedua kalinya, jumlahnya kurang dari jumlah saat pengisian pertama karena bensin masih bisa turun dan tidak ditambah.
Tapi bisa juga terlalu boros kalau pengisian pertama menyisakan ruang kosong karena bensin masih turun, tapi saat diisi kembali bisa benar-benar penuh.
Mau tidak mau, harus benar-benar teliti menentukan patokan tinggi bensin di mulut tangki.
Pastikan bensin tepat berada di bibir tangki baik saat mengisi pertama dan saat melakukan pengisian kedua. Tentunya sambil digoyang-goyang untuk memastikan bensin sudah tidak turun lagi.
Kelemahan lainnya adalah saat melakukan pengisian di pom bensin, terkadang operator pom bensin kurang sabar menuangkan bensin secara perlahan.
Tidak jarang bensin meluber saat diisi! Ada bensin yang terbuang jadi lebih boros dong kalau dihitung.
Untuk mensiasatinya bisa dengan melakukan pengisian bensin sendiri, bukan di pom bensin. Kalau diisi sendiri pastinya akan lebih sabar.
Untuk mensiasatinya bisa dengan melakukan pengisian bensin sendiri, bukan di pom bensin. Kalau diisi sendiri pastinya akan lebih sabar.
Tapi harus lebih repot, untuk menentukan jumlah bensin yang terpakai tidak bisa hanya menggunakan gelas ukur. Umumnya gelas ukur kurang presisi karena hanya memiliki satuan tiap 1 ml.
Sedang meteran di pom bensin bisa sampai 0,1 ml. Sebaiknya menghitung jumlah bahan bakar bisa dengan cara menimbang berat bahan bakar yang terpakai.
Sedang meteran di pom bensin bisa sampai 0,1 ml. Sebaiknya menghitung jumlah bahan bakar bisa dengan cara menimbang berat bahan bakar yang terpakai.
Cara ini pernah digunakan beberapa ATPM saat melakukan pengetesan di lomba irit BBM.
Bahan bakar yang digunakan untuk mengisi tangki untuk kedua kalinya ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital. Ambil contoh, bahan bakar yang terpakai adalah 200 gram.
Untuk menghitung konsumsi bahan bakar digunakan rumus; jarak (meter) dikali berat jenis bensin (gram/liter), hasilnya di bagi dengan berat bahan bakar yang terpakai (gram).
Misalnya jarak adalah 10 kilometer atau 10.000 meter dan berat jenis bahan bakar adalah 0,7 gram/liter dan berat bahan bakar yang dipakai adalah 200 gram. Jadi konsumsi bahan bakarnya adalah 35 km/liter.
Silahkan dicoba..
Bahan bakar yang digunakan untuk mengisi tangki untuk kedua kalinya ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital. Ambil contoh, bahan bakar yang terpakai adalah 200 gram.
Untuk menghitung konsumsi bahan bakar digunakan rumus; jarak (meter) dikali berat jenis bensin (gram/liter), hasilnya di bagi dengan berat bahan bakar yang terpakai (gram).
Misalnya jarak adalah 10 kilometer atau 10.000 meter dan berat jenis bahan bakar adalah 0,7 gram/liter dan berat bahan bakar yang dipakai adalah 200 gram. Jadi konsumsi bahan bakarnya adalah 35 km/liter.
Silahkan dicoba..