Hell atau neraka yang kata-katanya penuh siksaan, tidak ubahnya berkendara pacuan bermesin 4 silinder segaris ini kala menembus kemacetan. Terik matahari, ikut membuat suhu mesin meningkat. Tak salah kalau indikator suhu mesin di spidometer, beranjak hingga 110º celcius. Sedang suhu udara di luar, capai 32º. Akibatnya, tubuh yang mendekap besutan berdimensi (PxLxT) 2.090mm x 705mm x 1.115mm itu ikut mandi keringat.
Sebenarnya ketika suhu engine capai 100º, extra fan langsung bekerja buat pendinginan mesin. Tapi, ketika berjalan, suhu berangsur turun seiring angin yang masuk ke sela fairing dan radiator.
Suhu engine pun bisa drop ke 102º. Tetapi, tenang. Batasan overheat di ZX-6R pada suhu 120º lebih. Atau, ketika indikator di spidometer tunjukan tulisan HI. Kalau HI, cukup matikan engine dulu. Baru setelah suhu turun, silakan digeber lagi.
Rambatan panas dari engine, ikut menghangatkan kedua sisi dalam paha. Itu karena sasis deltabox yang diapit selama berkendara juga ikut hangat. Siksaan lain kala macet, dirasakan telapak tangan.
Penyebabnya, riding position yang merunduk. Jadi, telapak tangan bakal alami kesemutan juga pegal. Rasanya, ingin sekali turun dan istirahat sejenak.
Tapi, semua itu berangsur hilang seiring jalan dan kondisi malam hari yang lengang. Semua yang dialami, seakan membawa rider seperti berada di surga.
Lengan ayun diikuti kekerasan sok yang bisa diatur, bikin percaya diri!(kiri atas). Ketemu jalan sepi? Gasss...!(kiri bawah). Deru suara bakal lebih liar jika diikuti pengantian muffler!(kanan)
Mulai dari akselerasi hingga kenikmatan berkendara, semua ditawarkan. Menikung dan berakselerasi di kondisi jalan sepi, bikin adrenalin naik. Menunggang ZX-6R, tidak ubahnya berkendara dengan pacuan ber-cc kecil.
Selap-selip mendahului kendaraan di depan terasa mudah. Untuk berganti jalur atau change line, tidak temui kesulitan meski bobot kosong ZX-6R mencapai 191 kg. Tapi, tentunya diimbangi tubuh buat ikuti pergerakan kemudi dan arah motor.
Tidak terasa ketika berakselerasi dari gigi satu, kecepatan tembus hingga 130 km/jam. Sedang rpm, baru di 14.000. Setiap perpindahan gigi, roda depan terus terangkat hingga gigi 3. Dan, saat itu kecepatan sudah menunjukkan lebih dari 180 km/jam. Padahal, masih ada 3 gigi lagi tersisa tuh. Ketika roda terangkat pun, stabilizer setang mulai berperan mencegah gelaja goyang berlebih di kemudi.
Sayangnya, sulit buat mencapai kecepatan lebih dari 240 km/jam di jalan Ibu Kota. Apalagi rem pakem yang ditawarkan dua cakram depan dan kaliper Nissin, membuat lengan dan tubuh harus kuat menopang. Jika tidak, tubuh bakal dilempar jika melakukan pengereman mendadak. So, musti waspada buat buka gas dan pengereman. Terutama, untuk sobat yang baru jajal supersports.
Desain sharp diiringi pencahayan maksimal buat malam
Tenaga 119 dk/12.500 rpm di ZX-6R, membuat jarak 201 meter ditempuh dalam waktu 7,8 detik di kecepatan 150,2 km/jam. Itu pun, waktu cukup terbuang banyak untuk start dari gigi I, lho. Sebab jika langsung geber, pastinya torsi besar ZX-6 yang capai 66,7 Nm/ 11.800 rpm bakal menghempas tubuh.
Tidak terasa, keliling Ibu Kota di kondisi jalan yang bervariasi, konsumsi bbm bermain 1 : 15. Setiap 1 liter Pertamax Plus yang dihabiskan, sanggup buat tempuh 15 km. Wajar. Selain 600cc, ZX-6R juga kerap digeber lebih dari 150 km/jam. Usah khawatir, tangki ZX-6R berkapasitas 17 liter. Bikin gak mau turun! (motorplus-online.com)