Tes Konsumsi BBM Mana Yang Lebih Akurat, Tes Jalan atau ECE-R40?

Billy,Otomotifnet - Selasa, 4 Februari 2014 | 09:15 WIB

Tes Konsumsi BBM Mana Yang Lebih Akurat, Tes Jalan atau ECE-R40? (Billy,Otomotifnet - )

Dr.-Ing. Tri Yuswidjajanto, dari Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi ITB
Bandung - Tes konsumsi bahan bakar terus menjadi perdebatan. Pasalnya, selain salah satu pertimbangan membeli sepeda motor, hal ini juga menjadi selling point bagi beberapa pabrikan di tanah air.

Salah satu yang sempat bikin heboh adalah klaim Yamaha GT125 yang diyakini lebih hemat dari kompetitornya sesama skutik 125 cc.
 
Di dunia maya, pengetesan yang dilakukan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) bersama Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini diragukan kebenarannya karena presepsi yang beredar di masyarakat selama ini menunjukan sebaliknya.

"Sebenarnya mengukur konsumsi bahan bakar bisa dilakukan dengan banyak cara," buka Dr.-Ing. Tri Yuswidjajanto, dari Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi ITB.

"Yang biasa dilakukan ATPM saat uji tipe sebelum kendaraan dipasarkan adalah ECE-R40," sambungnya. Menurutnya, cara ini tidak akan bisa dilakukan di jalanan. Harus di dalam lab dengan kondisi lingkungan dan cara berkendara yang telah ditentukan dengan ketat.

"Cara tester mengendarai sepeda motor, buka tutup gasnya ada irama yang harus dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Bahkan sebelum dilakukan pengetesan, motor harus dikarantina hingga suhu bahan bakarnya pun harus sama," bebernya panjang lebar.

"Sebenarnya yang diukur pada ECE-40R adalah emisi gas buang untuk mendapatkan sertifikasi lolos uji emisi. Tapi dari emisi tersebut bisa diperoleh perhitungan konsumsi bahan bakar dengan melihat unsur carbon atau carbon balance," jelas pria ramah yang sudah jadi Dosen di ITB sejak 1987 ini.

Tes ECE-40R yang menggunakan bahan bakar pertamax plus ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah akurasi dan kemudahan untuk melakukan pengulangan tes serupa. "Tapi kelemahannya adalah hasil yang diperoleh bukan merupakan hasil konsumsi bahan bakar yang nyata di jalanan," jelas Yus, sapaan karibnya.

Lalu bagaimana dengan yang dilakukan Yamaha? Pada pengetesan yang dilakukan bulan Desember silam di Sirkuit International Sentul, adalah tes jalan dengan beberapa simulasi berkendara. Mulai dari kecepatan konstan, eco riding hingga bervariasi.

"Cara Yamaha melakukan tes sepeda motornya untuk konsumen adalah dengan tes mendekati profil penggunaan sepeda motor di jalan raya pada umumnya. Sehingga hasilnya tidak dibuat-buat seirit mungkin dan tidak menipu konsumen," terang Eko Prabowo, GM Promotion and Community Development PT YIMM.
Istimewa
Tes Konsumsi BBM Mana Yang Lebih Akurat, Tes Jalan atau ECE-R40?

Bahan bakar yang digunakan adalah premium RON 88 bukan Pertamax Plus seperti di ECE-R40. "Tes yang dilakukan bersama-sama ini tidak membandingkan antar merek. Tapi menjawab komplain masyarakat terhadap informasi pabrikan yang dianggap menipu," jelas Yus.

Ada yang diklaim lebih irit ternyata saat digunakan di jalanan ternyata malah dirasa boros. "Klaim konsumsi bahan bakar berdasarkan ECE-R40 yang umumnya lebih irit sekitar 15 persen dari konsumsi bahan bakar yang sesungguhnya di jalanan."

"Tes ini juga membandingkan pada kecepatan berapa motor lebih hemat," sambung Yus. Lulusan salah satu Universitas di Jerman ini juga membeberkan jika setiap sepeda motor memiliki setingan hemat bahan bakar pada putaran mesin dan kecepatan tertentu.

"Bergantung pada sistem transmisi daya, putaran kerja tersebut terjadi pada range kecepatan jelajah tertentu," paparnya. Makanya pada simulasi dilakukan pada kecepatan tertentu, mulai dari 30 km/jam hingga 80 km/jam.

Meski begitu, tes jalan juga tidak sepenuhnya sempurna. Aspek non teknis seperti kondisi lingkungan, kemacetan, suhu udara juga pengendaranya sendiri juga memperngaruhi hasil pengetesan.

Lalu mana yang bisa dipercaya? Keduanya sama-sama dilakukan dengan metode yang benar, sehingga layak dipercaya. Jika ada konsumen yang merasa lebih irit atau lebih boros bisa jadi karena cara berkendara yang berbeda, bobot, hambatan angin, medan yang dilalui atau faktor eksternal lainnya. (motor.otomotifnet.com)