Yamaha India meluncurkan motor sport murah. Motor yang dilansir itu berharga 28.000 Rupee atau sekitar Rp 4,6 juta. Di dalam laman berita itu disebutkan alasan CEO India Yamaha Motor Pvt. Ltd. Hiroyuki Suzuki meluncurkan motor murah itu. “Di kelas Premium kami sukses. Sekarang saatnya masuk ke segmen yang volumenya sangat tinggi. Yakni motor murah,” katanya.
Kejadian ini mengingatkan fenomena bisnis motor lebih satu dasawarsa lalu. Ketika itu, tahun 1999, motor China (mona) sempat menggegerkan industri otomotif nasional. Beragam merek mona mulai dari Jialing, Hokaido, Vivamas, Tossa, Jincheng, Sanex sampai Happy hadir di hadapan konsumen.
Harga yang ditawarkanpun juga tidak main-main. Jauh lebih murah dari produk motor Jepang ketika itu. Dengan model yang ketika itu bebek, mirip dengan bebek yang diproduksi Jepang. Lantas, beberapa konsumen pun beralih ke mona.
Tim redaksi masih ingat ketika itu, penjualan motor Jepang cukup terganggu. Lantas, produk Mona ini mulai dipersoalkan oleh pabrikan Jepang. Mulai dari penjiplakan desain sampai ke teknologi.
Langkah paling drastisnya, pabrikan seperti Honda ketika itu, mesti menyiapkan produk murah mereka. Yaitu bebek Legenda untuk bersaing dengan produk Mona yang makin menggila.
Namun demikian, kualitas akhirnya berbicara. Produk mona yang ketika itu banyak komplain dan kalah jaringan harus gugur satu per satu. Dari sekian ratus merek yang dulu beredar, kini bisa dihitung dengan jari.
Lantas apakah dengan adanya produksi motor Jepang yakni Yamaha yang meluncurkan motor murah, akan kembali ke era 10 tahun lalu. Dimana pabrikan motor akan mengurangi kualitas produksinya demi mengejar harga?
Corporate Communication Head PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Indra Dwi Sunda membantah Yamaha Indonesia akan meluncurkan line-up murah seperti saudaranya di India. “Tidak. Kami masih konsen dengan produk yang ada sekarang,” katanya.
Pabrikan Honda pun demikian. Direktur Marketing PT Astra Honda Motor, Margono Tanuwijaya menambahkan, untuk tipe low end di bebek, Honda masih mengandalkan Honda Absolute Revo. “Harga yang ada sekarang masih cukup murah dan sangat terjangkau. Apalagi sekarang ini, pihak leasing juga memberikan kredit yang mudah. Jadi, tidak ada niatan untuk membuat motor murah itu,” katanya.
Dengan produk yang ada, Honda masih tetap mengandalkan kualitas. “Meski di kelas low end, produk kami sangat berkualitas. Sebab, untuk apa menurunkan harga kalau mutu juga dipangkas. nantinya malah konsumen kecewa,” katanya.
So, niatan memiliki motor murah seperti yang ada di India mesti disimpan rapat-rapat dulu. Sebab, pabrikan besar nasional sudah menyatakan belum berniat. (motorplus-online.com)
Kejadian ini mengingatkan fenomena bisnis motor lebih satu dasawarsa lalu. Ketika itu, tahun 1999, motor China (mona) sempat menggegerkan industri otomotif nasional. Beragam merek mona mulai dari Jialing, Hokaido, Vivamas, Tossa, Jincheng, Sanex sampai Happy hadir di hadapan konsumen.
Harga yang ditawarkanpun juga tidak main-main. Jauh lebih murah dari produk motor Jepang ketika itu. Dengan model yang ketika itu bebek, mirip dengan bebek yang diproduksi Jepang. Lantas, beberapa konsumen pun beralih ke mona.
Tim redaksi masih ingat ketika itu, penjualan motor Jepang cukup terganggu. Lantas, produk Mona ini mulai dipersoalkan oleh pabrikan Jepang. Mulai dari penjiplakan desain sampai ke teknologi.
Langkah paling drastisnya, pabrikan seperti Honda ketika itu, mesti menyiapkan produk murah mereka. Yaitu bebek Legenda untuk bersaing dengan produk Mona yang makin menggila.
Namun demikian, kualitas akhirnya berbicara. Produk mona yang ketika itu banyak komplain dan kalah jaringan harus gugur satu per satu. Dari sekian ratus merek yang dulu beredar, kini bisa dihitung dengan jari.
Lantas apakah dengan adanya produksi motor Jepang yakni Yamaha yang meluncurkan motor murah, akan kembali ke era 10 tahun lalu. Dimana pabrikan motor akan mengurangi kualitas produksinya demi mengejar harga?
Corporate Communication Head PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Indra Dwi Sunda membantah Yamaha Indonesia akan meluncurkan line-up murah seperti saudaranya di India. “Tidak. Kami masih konsen dengan produk yang ada sekarang,” katanya.
Pabrikan Honda pun demikian. Direktur Marketing PT Astra Honda Motor, Margono Tanuwijaya menambahkan, untuk tipe low end di bebek, Honda masih mengandalkan Honda Absolute Revo. “Harga yang ada sekarang masih cukup murah dan sangat terjangkau. Apalagi sekarang ini, pihak leasing juga memberikan kredit yang mudah. Jadi, tidak ada niatan untuk membuat motor murah itu,” katanya.
Dengan produk yang ada, Honda masih tetap mengandalkan kualitas. “Meski di kelas low end, produk kami sangat berkualitas. Sebab, untuk apa menurunkan harga kalau mutu juga dipangkas. nantinya malah konsumen kecewa,” katanya.
So, niatan memiliki motor murah seperti yang ada di India mesti disimpan rapat-rapat dulu. Sebab, pabrikan besar nasional sudah menyatakan belum berniat. (motorplus-online.com)