Panduan Beli Motkas, Jangan Percaya Odometer Rendah!

billy - Rabu, 15 Februari 2012 | 09:10 WIB

(billy - )

Dijual, Honda Supra X 125 th 2009. Antik, eks wanita. Tangan pertama dari baru. Baru seribu km. DKI pajak panjang. Rp 8 Juta nego. Hubungi 08187 9xxxx.” Begitu bunyi iklan baris di koran harian Jakarta. Melihat materi iklan baris itu, semua pasti tertarik.

Terutama kalimat yang menerangkan kalau motor itu jarang dipakai. Baru jalan 1.000 km, coy, padahal umur lebih dari 2 tahun. Padahal, ukuran pemakaian normal, motor bisa jalan 20 ribu km per tahun. 

M. Sofan, seorang biker Tangerang pernah mendapati iklan serupa. Tidak menunggu lama, langsung tancap menuju rumah si pemilik motor. Sesampainya di sana, terbukti benar, odometer baru menunjukkan angka 1.000 km.

Betapa gembiranya Sofan! Transaksi terjadi dan motor pun langsung berpindah tangan. “Ini namanya motor bekas tapi rasa baru,” pikirnya saat itu.

Tapi, setelah dipakai riding, kualitas motor baru tidak dirasakan pria asli Madiun, Jawa Timur ini. Tarikannya bolot, suara knalpot tidak renyah ala motor baru dan steering pun berasa berat. Setelah diselidiki, baru ketahuan belangnya.

Begitu dicemati baru ternyata kalau angka kilometer pada odometer sudah dimundurkan. Artinya, angka yang ada pada odometer hanya tipuan semata.

Hal ini tidak hanya menimpa Sofan. Rokhman, pemuda asli Gresik, Jawa Timur juga pernah mengalami hal serupa. "Usia motor sudah 3 tahun, tapi odometer masih 5 ribu km. Siapa pun pasti kepincut," tegas Rokhman. Tapi, pas dicoba jalan, ketahuan belangnya.

Tidak mau kan kejadian ini menimpa sobat. Makanya jangan percayai angka odometer. MOTOR Plus punya trik untuk mengetahui angka odometer itu benar atau tipuan. Ini dia caranya.

Membaca Kode ban

Motor yang baru berjalan 1.000 km jelas belum berganti ban. "Ban degnan pemakaian normal, bisa dipakai hingga jarak tempuh 10 ribu km," jelas Dodiyanto, Marketing dan Promosi PT Gajah Tunggal Tbk.  

Untuk mengetahuinya gampang. Memastikan kapan ban itu diproduksi oleh pabrik ban. Setiap mengeluarkan produksi baru, pabrikan akan selalu membubuhkan tahun produksi.

Lihat 4 angka di bibir ban. Dari situ kita akan tahu ban ini diproduksi tahun berapa. Misalnya tertera angka 5011. Artinya, ban ini diproduksi minggu ke 50 pada tahun 2011. Berarti ban diproduksi Desember 2011.

Bila diproduksi pada 2011, itu artinya ban memang sudah tidak orisinal bawaan  motor. "Juga menunjukkan bahwa motor sudah pernah ganti ban,” ungkap Dodiyanto.

Cermati Karet

Lihat juga part karet yang berhubungan dengan badan kita. Misalnya, karet footstep. Mengetahui umurnya bisa dengan dua cara. Yang pertama dengan dipencet. Bila keras, berarti karet sudah berumur lama.

Cara kedua bisa dengan melihat kondisi fisik. Part ini selalu diinjak oleh sang pengendara dan juga yang dibonceng. Bila footstep sudah rusak, maka jangan percayai angka odometer yang menunjukkan angka kecil. Karena pasti sudah diinjak ribuan kali.

Part karet lain ditemui pada handgrip. Cara ngeceknya juga sama, silakan pencet kekerasannya. Juga lihat kualitas karet, apakah masih kasar seperti kulit jeruk atau sudah halus mulus yang menjadi tanda bahwa sudah digenggam ribuan kali.

Kalau sudah begini, sebaiknya dipikir ulang untuk membelinya.

Pastikan Kondisi Baut

Saat motor keluar dari pabrik pasti melewati quality control (QC). Mereka ini yang bertugas menginspeksi apakah motor itu layak atau tidak keluar dari pabrik unutk didistribusikan ke main-dealer sebelum ke konsumen.

Pengecekannnya total, mulai sasis sampai kelistrikan. Tidak lupa juga di bagian baut. Nah, di bagian QC, biasanya motor ditandai dengan cat yang disemprot pada baut.

“Cat itu tak akan hilang bila baut tidak diapa-apain. Tapi, cat akan rusak bila baut dibuka,” jelas Sukardi, pedagang motor bekas yang mangkal di bilangan Simo Gunung, Surabaya.

Jadi bila cat sudah mengelupas atau hilang, berarti motor sudah pernah dibongkar. Motor yang angka odometernya rendah, tidak mungkin mengalami pembongkaran pada baut. Khususnya di sektor mesin.

Kabel Spidometer

Penjual yang curang bisa mengakali kecilnya angka odometer tak hanya dengan memundurkan angka. Tapi juga dengan mencopot kabel spidometer.  Sehinggga odometer tidak akan berjalan meski motor digeber Jakarta-Surabaya pp.

Biasanya, motor ini jenis ini kerap dipakai buat balapan liar. Sehingga, saat motor baru datang dari showroom, semua bagian langsung dipreteli. Itu pun ada tekniknya.

Kabel spidometer tetap dipasang sampai jumlah kilometer yang dikehendaki. Gak mungkin mencopot di kilometer 100, orang pasti curiga.

Untuk mengetahui spidometer pernah dicopot, perhatikan ujung bawah kabel spidometer. Khususnya di roda. Bila ujung baut spidometer ada bekas luka, itu merupakan tanda kalau kabel pernah dicopot.
(motorplus-online.com)