Salah Kaprah Wanita Berkendara, Pilih Aman Bukan Nyaman!

Otomotifnet - Minggu, 1 Februari 2015 | 10:01 WIB

(Otomotifnet - )

Jakarta - Mengenderai sepeda motor sudah menjadi hal biasa bagi setiap orang saat ini. Tidak hanya laki-laki, kaum hawa pun banyak yang sudah mahir berkendara. Sayangnya tidak semua wanita tersebut memahami cara berkendara yang baik dan benar. Terutama yang berhubungan dengan keselamatan di jalan.



Jakarta
- Mengenderai sepeda motor sudah menjadi hal biasa bagi setiap orang saat ini. Tidak hanya laki-laki, kaum hawa pun banyak yang sudah mahir berkendara. Sayangnya tidak semua wanita tersebut memahami cara berkendara yang baik dan benar. Terutama yang berhubungan dengan keselamatan di jalan.

Kelalaian yang dilakukan pengendara wanita ini dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang safety riding di Indonesia. "Sosialisasi safety riding masih kurang, khususnya para ladies yang hanya sebagai followers, membeli sesuatu untuk berkendara berdasarkan kenyamanan bukan keamanan," ujar Sony Susmana selaku Ketua SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia).
(Otomotifnet.com)

1. Sepatu High Heels
Ini adalah sepatu yang hak bagian belakangnya tinggi. Biasanya dipakai untuk bekerja. Cuma banyak juga yang menggunakannya buat berkendara. Padahal bagian alas yang meninggi dan biasanya keras berisiko bikin terpleset dari pijakan. Apalagi jika menggunakan motor bebek atau sport.

Sebaiknya menggunakan sepatu beralaskan karet dan rata. Sehingga tidak licin dan pijakan nyaman, pengendara wanita khususnya harus benar-benar diperhatikan untuk menentukan sepatu yang baik dan benar. "Tentukan sepatu riding yang aman bukan sekadar nyaman, jangan pernah menyepelekan berkendara di jalan raya," tambah Sony.

2. Helm Asal Nemplok

Biasanya dilakukan oleh wanita yang menggunakan hijab. Karena bentuk hijab yang besar membuat helm susah masuk. Akibatnya asal nemplok aja, bahkan talinya tidak diklik. Tentu tidak melindungi kepala dengan baik.

"Untuk mengatasinya jangan menggunakan hijab yang rumit yang menggunakan jarum pentul, gunakan hijab yang simpel dan tidak besar tentu lebih nyaman," ujar Bintarto Agung, President Director IDDC (Indonesia Defensive Driving Center).

3. Rok Panjang
Terutama rok panjang dan lebar. Saat berkendara akan berkibar tertiup angin. Bisa terselip ke rantai atau jari-jari roda. Efeknya bisa mengancam nyawa penggunanya. "Sebaiknya gunakan celana panjang agar tidak membahayakan pengendara. Lebih simpel dan fungsional," lanjut Sony.

4. Rok Mini dan Hot Pants
Terlalu panjang berbahaya, terlalu pendek juga sama. Ini efeknya bukan terhadap diri sendiri, tetapi pengendara di sekitarnya. Efek yang ditimbulkan ketika berkendara memakai pakaian mini, mengganggu konsentrasi pengendara lain khususnya cowok. Juga melanggar sopan santun. "Segala sesuatu yang mengganggu konsentrasi berkendara dapat meningkatkan risiko kecelakaan yang fatal," kata Bintarto.

5. Sarung Tangan/Aksesori
Saat ini banyak wanita yang menggunakan sarung tangan yang menyatu dengan hand grip. Jadi berbahaya karena tangan tidak dapat bergerak bebas. Berbeda dengan sarung tangan biasa. Memang lebih praktis dan mudah tapi salah kaprah untuk berkendara.

"Rider itu harus pintar-pintar memilih aksesori, seperti sarung tangan harusnya yang leather jangan sintetis, apalagi yang menyatu dengan grip motor sebaiknya jangan digunakan," lanjut Bintarto mantan peslalom ini.

6. Menggendong anak di depan saat berkendara
Sebenarnya tidak hanya wanita, pria pun serig melakukannya. Ditambah lagi membawa barang belanjaan. Efeknya, pertama adalah angin, terlebih anak kecil yang daya tahan tubuh masih rentan dengan penyakit.

Untuk keselamatan berkendara, dengan adanya anak kecil di depan otomatis pengendara tidak sebebas kalau tidak ada penumpang di depannya. Refleks berkurang dan antisipasi terhadap kecelakaan juga menurun. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, jadi harus lebih waspada," tutup Sony.