Efek Harga BBM Turun Pada Penjualan Mobil

Selasa, 6 Januari 2015 | 10:05 WIB


Jakarta - Harga bahan bakar minyak yang turun untuk semua jenis baik Premium maupun Pertamax series diyakini akan menjadi angin segar bagi pasar otomotif nasional. Harapannya, dengan harga BBM yang lebih terjangkau daya beli konsumen makin tinggi. 

Meski begitu, kebijakan baru dari Pemerintah ini tidak setra merta disambut gembira pelaku bisnis otomotif. Tren peningkatan penjualan mobil efek dari turunnya harga BBM masih harus ditunggu.

"Perlu beberapa bulan untuk penyesuaian," buka Jonfis Fandy, selaku Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM).

"Harapannya justru keputusan ini bisa membuat pasar belajar sebentar dan kemudian menjadi positif kedepannya," sambungnya.

Hampir senada, 4W Sales, Marketing & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Davy J Tuilan juga menjelaskan, penurunan harga BBM yang saat ini dilakukan oleh pemerintah pengaruhnya sangat kecil sekali bagi industri otomotif nasional. Terutama terkait dengan harga jual mobil baru.

Karena yang dianggap dapat mempengaruhi kenaikan harga jual mobil masih berkisar soal suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI), jika dinaikkan tahun ini, maka harga jual mobil bisa terus naik. Tapi kalau hanya bbm, pengaruhnya tidak signifikan dan tidak serta merta bisa menurunkan harga jual mobil.

"Pengaruhnya (penurunan harga BBM) tidak signifikan terhadap industri otomotif. Justru suku bunga dari BI yang tahun ini akan naik atau turun yang akan berpengaruh bagi industri otomotif nasional," bebernya.

Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi turun mulai. Premium atau RON 88 dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600. Sedang solar dari dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.250. Hal ini terjadi karena pemerintah telah menghapus subsidi BBM untuk jenis premium sehingga harganya mengikuti harga pasar. 

Meski begitu pemerintah tetap memberikan subsidi tetap sebesar Rp 1.000 per liternya dan sisanya mengikuti mekanisme pasar. (otomotifnet.com)