Isuzu D-Max 2010, Pencarian Titik Seimbang

Dimas Pradopo - Kamis, 8 Januari 2015 | 07:10 WIB

(Dimas Pradopo - )


Sesuatu yang baru akan mudah diterima jika ada contohnya

Jakarta - SMN sebagai penyelenggara event speed off-road pada musim 2015 akan membuka kelas diesel. Akan dibukanya kelas baru dalam kompetisi, jelas butuh mobil sebagai modelnya. Tujuannya, untuk gambaran kepada calon peserta, baik mengenai tenaga, performa yang dihasilkan saat di trek, sampai pada modifikasi yang dilakukan.

"Dengan adanya kelas diesel ini, semoga bisa menjadi tontonan baru. Bahwa mobil baru dan bermesin diesel dapat juga berkompetisi dengan kompetitif," sebut Andhy Satria, Direktur SMN. Sebagai mobil display, Andhy dibantu oleh Dana Karya, pemilik bengkel DSS (Dana Suspension Specialist) di Ciputat, Tangerang Selatan untuk melakukan modifikasi cukup besar pada Isuzu D-Max keluaran 2010.

Diramu Ulang

Bermodal versi pick-up, Dana terus berkarya pada unit bermesin 3.000 cc tersebut. Karena rencana akan ikut di kelas FFA, maka persiapan yang dilakukan bisa lebih maksimal. Mulai dari posisi mesin, wheelbase, sampai suspensi. "Unit ini dijadikan contoh untuk modifikasi. Perlahan-lahan sudah diketahui titik kekurangannya," sebut Dana.


Posisi mesin dimundurkan sebanyak 30 cm sampai harus menjebol firewall

Bisa dikatakan Dana bersama tim bengkelnya meramu ulang D-Max ini. Sebab hampir seluruh bagian mengalami perubahan tata letak serta komposisi. Bahkan beberapa titik tidak lagi dipakai. Seperti posisi mesin. Setelah mengikuti event di Kalimantan beberapa waktu lalu, diketahui masalahnya, yakni terlalu menukik setelah jumping.


Pelek dilabur cat putih dengan ban GT Radial Savero Komodo

"Selain karena kurang tenaga, bobot di beban jauh lebih besar dibanding belakang," tambah pria berkacamata ini. Menurut Dana, perbandingan antara depan dan belakang dalam keadaan standar berkisar 80:20. Ini akan diubah menjadi titik idealnya. Banyak cara yang dilakukan, salah satunya dengan memundurkan mesin.


Link yang akan membuat gerakan rigid

Posisi mesin mundur 30 cm dari aslinya. Menyisakan ruang kosong cukup lapang di depan. Akibatnya, firewall harus disobek supaya mesin mendapat posisi yang pas dan duduk dengan benar. Efek lain berdampak pada posisi duduk serta titik-titik pedal. "Otomatis semuanya mundur. Karena tidak mungkin akan ada di posisi semula," sebutnya. Enaknya, mundurnya posisi duduk ini juga demi mendapat distribusi bobot yang diinginkan.

Baru 59:41

Demi mencapai itu semua, sampai harus mengorbankan panjang mobil secara keseluruhan dan posisi wheelbase. Pada Isuzu D-Max terdapat tiga titik lokasi sambungan sasis. Nah, pada bagian tengah oleh Dana dibuka, kemudian dimodifikasi ulang.


Suspensi merupakan perpaduan antara Fox (bypass) dan King (coilover)

Mengenai wheelbase, dalam keadaan standar, D-Max memiliki jarak 120 inci, namun pada mobil Dana dimajukan menjadi 109 inci dalam keadaan suspensi dan komponen lain belum terpasang. Jika semua sudah terpasang, kemungkinan besar akan menjadi 111 inci.

Rollbar yang berada di pintu dibikin bertingkat supaya kuat

Hasilnya, setelah mesin dimundurkan, kemudian berbagai komponen seperti radiator, fan dan lainnya berpindah ke belakang, ditambah sasis yang disunat serta wheelbase dimajukan, sudah mendapat distribusi bobot 59:41. Diharapkan nantinya bisa mendapat 55:45 supaya lebih baik untuk dikendalikan.


Arm belakang dibikin ulang sekaligus juga sebagai pegangan sokbreker belakang

"Modifikasi yang dilakukan Dana ini bisa menjadi inspirasi bengkel lain untuk meramaikan kelas diesel. Kalau terlalu berat, bisa pilih kelas semi modifikasi yang lebih ringan modifikasinya," tambah Andhy.  • (otomotifnet.com)


Data modifikasi
Mesin: Standar
Suspensi: Fox (by-pass), Kings (coilover)
Arm belakang: Custom
Link belakang: Custom
Girboks: Nissan Skyline
Roll-bar: Seamless 48
Rangka belakang: Seamless 38
Ban: GT Radial Savero Komodo
Piggyback: ECUShop