Mercedes-Benz Eks KTT APEC, Serasa Orang Kaya

Rabu, 9 April 2014 | 18:16 WIB


 
Ketika memilih besutan BT90’s, harusnya berasal dari merek dan tipe yang memang jadi impian pada zamannya. Biasanya, mobil seperti ini terlahir enak untuk didandani



Ada beberapa kritera dalam memilih besutan dream car back to 90’s. Biasanya adalah mobil yang masih banyak spare part-nya karena usia yang sudah cukup umur.

Namun buat Edu Sitorus, kriteria BT90’s sedikit melenceng. “Spare parts susah enggak masalah dan tak harus yang mudah didandani tetapi harus merek dan tipe yang glamour di zamannya,” ujar Edu mantap.

Tak heran bila akhirnya dia memilih Mercedes-Benz S600 keluaran 1994 yang merupakan kendaraan dinas ex KTT APEC pada masa itu.



Selain terlahir limited edition karena memiliki long wheel base, juga memiliki emblem ‘S’ yang merupakan simbol kemewahan Mercy. Edu mendapat unit yang masih dalam kondisi apik. “Untuk mobil keluaran 1994, harganya nyaris Rp 300 juta,” bisiknya.



Mesin M120 berkapasitas 6.000 cc tak terpikir sama sekali untuk
dioprek Edu



Bagaimana tidak, varian mesin yang dipakai adalah V12 alias 12 silinder dengan kode M120 berkapasitas 6.000 cc. “Setir selalu narik ke kiri, tapi bukan masalah spooring. Melainkan minta masuk ke SPBU,” kelakar pengusaha pengadaan alat alias supplier ini.

Dengan mengusung transmisi matik, bisa dibayangkan konsumsi bahan bakar S600 yang harus ditanggung Edu. Untungnya Edu punya besutan lain yang lebih moderat soal konsumsi BBM. Sebut saja Mercy C200 2009 dan Honda Elysion 2006.


 
- Head unit Nakamichi NA250BTR single DIN sudah dilengkapi fungsi hands free untuk menelpon
- Audio di bagasi terlihat rapi dan mengutamakan produk yang memang kondang di zamannya
- Wiper lamp menjadi opsi layaknya S600 versi mancanegara yang memiliki 4 musim


Agar tak kelihatan seperti mobil orang tua, Edu mengganti pelek standar dengan Brabus Monoblock V ring 20 inci dengan lebar 9 dan 9,5 inci yang terbilang langka.

Termasuk satu paket adalah mengganti suspensi per keong memakai produk Eibach. Tak sampai di situ, interior yang sudah mewah semakin bikin nyaman penumpang setelah Edu menambahkan perangkat audio system yang sesuai dengan eranya.

“Head unit pakai Nakamichi yang memang kondang di zaman itu ditambah dengan power dan sub-woofer keluaran Sound Stream,” papar pria kelahiran 1972 ini.

Serasa OKL (Orang Kaya Lama) pas duduk di jok belakang! (Mobil.Otomotifnet.com)


Data modifikasi :

Pelek: Brabus Monoblok V, ring 20 inci (lebar 9 dan 9,5 inci)
Per keong: Eibach
lowering kit Sokbreker: Stock
Head unit: Nakamichi NA250BTR
Power: Sound Stream
Sub-woofer: Sound Stream