Team RS-R asal Jepang, menyiapkan senjata perang yang akan digunakan oleh drifter asal Norwegia, Fredric Aasbo. Pria ramah tersebut maju ke medan laga Formula Drift Asia dengan menggunakan Toyota 86 keluaran 2013.
hanya bodi saja
Mekanik-mekanik asal Jepang mempersiapkan mobil dengan sangat matang. Bahkan bisa dibilang, hanya cangkang saja yang berwujud Toyota 86. Sebab, sebagian besar komponen sudah berganti.
Mesin V8 tersebut jelas tak dibiarkan dalam keadaan standar. Jeroan mesin sudah berganti pakai komponen kompetisi. "Sepenuhnya TRD dan berdasar perhitungan tersendiri. Mungkin saja beberapa komponen tidak dijual ke pasar," ungkap Aasbo mengenai jeroan mesinnya.
Hasil campuran udara dengan bahan bakar yang masuk, dibakar tuntas oleh sistem pengapian individual coil. Setiap silinder dilayani oleh satu koil. Membuat torsi bisa semakin melimpah sejak putaran bawah.
Aasbo memperkirakan besaran tenaga lebih dari 900 dk. Tenaga sebesar ini akan percuma jika transfer ke roda tak mumpuni. Untuk melengkapinya, girboks standar jelas tak lagi kuat. Team RS-R memilih menggunakan keluaran Holinger dengan sistem sequential. Sehingga perpindahan gigi bisa dilakukan dengan cepat dan akuran.
Hal yang jarang terpikir yakni sistem rem yang dipakai. Seperti layaknya mobil balap, Aasbo memilih menggunakan pedal box untuk rem. "Feeling kita terhadap rem dan kebutuhan bisa lebih maksimal. Jika tanpa pedal box, bisa mengacaukan pengereman saat dibutuhkan," komentar rookie of the year Formula Drift America 2010 tersebut.
Untuk menjaga distribusi berat tetap balance. Tidak semua komponen disimpan di depan. Seperti oil cooler, sistem dry sump, radiator dan surge tank semuanya berada di bagasi. Bahkan, sempitnya bagasi mengharuskan tim menyimpan fan radiator di bagian bawah bagasi. Keuntungannya, udara panas dari radiator dapat langsung lepas ke udara bebas.
Sayang, ketika Achilles Formula Drift Asia seri Malaysia beberapa waktu lalu, mobil ini mengalami masalah. "Mesin dan girbok sehingga tak bisa maksimal," jujur drifter kelahiran tahun 1985 tersebut.
Tiga kekuatan besar, Amerika, Jepang dan Eropa melabur menjadi senjata yang menyeramkan. (mobil.otomotifnet.com)