Untungnya, sang pemilik Everest berkelir silver itu adalah Yudi Tamara, kawan lama yang jarang terdengar kabarnya. Langsung telepon dan bikin janji ketemu, cerita tentang SUV andalannya pun mengalir lancar.
POWER 233 DK
Dari awal, Yudi memang gemar modifikasi. Tak hanya mobil, pengusaha bidang kesehatan ini terbilang sebagai kolektor motor langka dan mobil antik. Serunya, turun drag race tapi tanpa melupakan kodrat sebagai kendaraan keluarga. Buktinya, transmisi otomatis aslinya masih dipakai dan jok berikut karpet masih terpasang rapi.
Kegemaran lain, Yudi cukup pede tampil tanpa modifikasi ekstrem. Bukti di Everest-nya ini. "Jeroan mesin enggak diapa-apain kok, turbo pun masih pakai standarnya," terang pria jangkung ini. Hanya saja, beragam perangkat untuk maksimalisasi kinerja mesin terpasang demi mendapatkan power maksimal 233 dk dengan torsi 500 Nm!
Paling awal, Ia menginstalasi evaporator AC untuk pendinginan udara yang masuk ke ruang bakar. Jadi, slang refrigerant dari kompresor AC dibuat memanjang, diteruskan menuju sebuah evaporator di balik gril. Lalu, saluran intake diarahkan dari evaporator itu, yang berguna menghisap udara dingin menuju ruang bakar.
Nah, begitu udara yang masuk jauh lebih banyak dengan temperatur lebih dingin, Yudi butuh pasokan bahan bakar lebih banyak untuk menyuplai kebutuhan mesin. Solusinya, pasang pompa bahan bakar eksternal yang bisa menghasilkan tekanan hingga 1,5 bar. "Boost turbo dibuat sekitar 1,7 bar kalau lagi balap," sambung Yudi lagi.
Begitu perangkat keras sudah terpasang semua, selanjutnya tinggal install software pendukung agar semua parts bekerja optimal. Tak tanggung-tanggung, 2 buah piggyback terpasang untuk mendongkrak power mesin.
Pilihan Yudi menggunakan piggyback Alpha-Tech GT-Type I dan ECU Shop Cube. "Alpha-Tech untuk menaikkan pulse injektor, lalu Cube dipakai untuk mengatur boost turbo dan common-rail," ujar pria ramah ini.
Upgrade Handling
Ketika tenaga mesin meningkat begitu drastis, Yudi tak alpa meningkatkan stabilitas SUV berpostur gambotnya. Bukan apa-apa, terlahir dengan bodi besar, otomatis butuh usaha ekstra untuk meningkatkan handling. Apalagi, Everest terbilang punya body roll lumayan besar.
Caranya, seperangkat under brace berikut lower arm lansiran TRS terpasang agar bodi lebih rigid. Tujuannya, tentu tak mudah oleng ketika dipakai start drag race. Berikut sokbreker lansiran Bilstein tipe gas berkelir biru dan kuning yang menggantikan keempat sokbreker aslinya.
Berhubung masih dipakai wara-wiri sehari-hari, Yudi hanya mengganti sepasang ban depan yang lebih kecil. Sementara ban belakang pakai Toyo Open Country A/T ukuran 265/70-R16, seperti aslinya. "Kalau dikecilkan justru spin terus soalnya," tutup Yudi sambil tersenyum. (mobil.otomotifnet.com)