Karena merasa sayang untuk menjualnya, Jifan pun bertekad untuk mengubah sedemikian rupa besutan tahun 1996 ini. "Saya memutuskan untuk memodifikasi dengan spesifikasi drifting, karena waktu itu ubahan dengan konsep drifting sangat marak di Indonesia," ungkap pengusaha toko ban di Bandung, Jabar ini.
Namun untuk mewujudkan niatnya itu, Jifan agak ragu dengan mesin M52B20 bawaan seri 320i E36 ini. Meski performa dapur pacu 2.000 cc masih sanggup memuntahkan power maksimal sedikitnya 148 dk pada 5.900 rpm, namun niatannya hanya satu, "Ingin membangun BMW seri 3 yang punya tenaga sangat besar," tandas pehobi futsal bersemangat ini.
Itu sebabnya, Ia lantas mengambil basic mesin 2JZ-GTE, yang dipakai pada Toyota Aristo dan Supra, untuk menggantikan mesin bawaan E36 lawasnya ini.
Obsesi menciptakan mobil drifting bertenaga besar tak berhenti sampai di situ. Turbo Garrett GT35 menggusur turbin standarnya itu, yang dipadukan dengan intercooler Autobahn 88.
Revisi dilanjutkan ke bagian jeroan mesin dengan mengganti piston bawaan dengan produk Wiseco, diikuti penyesuaian pada durasi camshaft yang dianggap masih cukup mumpuni.
Sempat dijajal di atas mesin dyno test untuk membuktikan kedigdayaan tenaganya. Hasil yang ditorehkan, power maksimal dapat tembus hingga 1.000 dk, dengan setelan boost 2 bar.
Hasil yang luar biasa setelah terbangun dari tidur. (mobil.otomotifnet.com)