Ungkapan sayang terhadap anak bisa diwujudkan dalam banyak hal. Budi Wahono mengutarakanya dengan melakukan modifikasi terhadap Honda Accord keluaran 2010. "Tema yang saya ambil mafia king," sebut pria asal Muntilan, Jateng ini.
Kedua anaknya, Ryan (8) dan Justin (3) memang sudah terlihat hobi terhadap mobil. Tanpa setengah hati lagi, Sen-sen, panggilan Budi Wahono, langsung menyambangi rekannya sekaligus pemilik rumah modifikasi Mobiltronik, Andy Setiawan untuk memulai proyek ubahan mobil.
Mengusung tema mafia kings, digarap mulai sisi eksterior dan interior. Berasumsi mafia itu orang-orang yang garang, maka Sen-Sen ingin tampilan luar juga garang. Cat standar hitam dibiarkan, justru ditambah sedikit ornamen yang mengandalkan stiker.
Body kit sampai mengganti 3 kali untuk bisa sesuai dengan keinginannya, dan tentu saja izin dari kedua anaknya. Bumper depan dan belakang yang tebal membuat mobil terlihat lebih sangar. Semakin menyiratkan kesan itu, dibuat 2 tail pipe di ujung bumper.
Guna mendukung tampilan sangar, Sen-Sen memilih pelek ukuran gambot. Pria lulusan RMIT University, Melbourne, Australia ini memilih keluaran ADV.1-10 berdiameter 22 inci dan lebar pelek 9 inci depan serta 10,5 inci belakang.
Semakin terlihat besar karena pelek dengan harga sekitar Rp 100 juta ini memiliki motif palang tipis dengan jarak agak renggang. Ini juga untuk ‘memamerkan' kaliper rem 4 piston berwarna merah menyala keluaran Brembo. Bersanding dengan cakram rem berukuran 380 mm.
Modifikasi pada interior justru lebih banyak lagi. "Mobil-mobil mafia biasanya tampil elegan dengan botol minum dan cerutu yang tak pernah lepas," komentar Sen-Sen yang hobi nonton film Triad (mafia Hongkong) ini.
Bos mafia biasanya duduk di belakang, oleh karena itu, ia konsentrasi membuat nyaman bagian belakang. Bahan jok ganti pakai Autoleder kelir beige, lalu ditambahkan lambang Garson biar terkesan elegan.
Pada bagian tengah jok belakang dibuatkan console box yang berguna menyimpan cerutu serta botol minuman. "Cerutu itu bukan untuk dihisap, tapi memperkuat aksen mafia saja," kekeh pengusaha di bidang garmen ini.
Sementara itu di depan juga tak kalah semaraknya. Sen-Sen membuatkan meja yang terintegrasi dengan dasbor. Tak lupa disematkan juga botol-botol minuman.
Mudah-mudahan, dengan modifikasi ini anaknya tak terjerumus jadi mafia. Peace! (mobil.otomotifnet.com)
Kedua anaknya, Ryan (8) dan Justin (3) memang sudah terlihat hobi terhadap mobil. Tanpa setengah hati lagi, Sen-sen, panggilan Budi Wahono, langsung menyambangi rekannya sekaligus pemilik rumah modifikasi Mobiltronik, Andy Setiawan untuk memulai proyek ubahan mobil.
Mengusung tema mafia kings, digarap mulai sisi eksterior dan interior. Berasumsi mafia itu orang-orang yang garang, maka Sen-Sen ingin tampilan luar juga garang. Cat standar hitam dibiarkan, justru ditambah sedikit ornamen yang mengandalkan stiker.
Guna mendukung tampilan sangar, Sen-Sen memilih pelek ukuran gambot. Pria lulusan RMIT University, Melbourne, Australia ini memilih keluaran ADV.1-10 berdiameter 22 inci dan lebar pelek 9 inci depan serta 10,5 inci belakang.
Semakin terlihat besar karena pelek dengan harga sekitar Rp 100 juta ini memiliki motif palang tipis dengan jarak agak renggang. Ini juga untuk ‘memamerkan' kaliper rem 4 piston berwarna merah menyala keluaran Brembo. Bersanding dengan cakram rem berukuran 380 mm.
Bos mafia biasanya duduk di belakang, oleh karena itu, ia konsentrasi membuat nyaman bagian belakang. Bahan jok ganti pakai Autoleder kelir beige, lalu ditambahkan lambang Garson biar terkesan elegan.
Pada bagian tengah jok belakang dibuatkan console box yang berguna menyimpan cerutu serta botol minuman. "Cerutu itu bukan untuk dihisap, tapi memperkuat aksen mafia saja," kekeh pengusaha di bidang garmen ini.
Sementara itu di depan juga tak kalah semaraknya. Sen-Sen membuatkan meja yang terintegrasi dengan dasbor. Tak lupa disematkan juga botol-botol minuman.
Mudah-mudahan, dengan modifikasi ini anaknya tak terjerumus jadi mafia. Peace! (mobil.otomotifnet.com)