Jakarta - Dalam melakukan perjalanan jauh menggunakan kendaraan roda empat khususnya, yang akan memakan waktu berjam-jam tentu butuh persiapan yang matang. Baik fisik maupun kelengkapan kendaraan yang akan digunakan. Nah, hal yang jamak terjadi adalah keberadaan pengemudi. Karena di tangan mereka nasib kenyamanan serta keselamatan penumpang dijaminkan.
“Sebelum mengemudi pastikan bahwa tubuh Anda bugar dan tidur yang cukup setidaknya 8 jam sebelumnya. Perjalanan jauh dan macet tentunya akan melelahkan. Oleh karena itu mengemudi sebaiknya tidak lebih dari 8 jam sehari atau setidaknya setiap 4 jam beristirahat sejenak untuk mendapatkan udara segar.
Pastikan bahwa Anda mengajak pasangan yang bisa mengemudi untuk menggantikan bila kelelahan dijalan,” urai Wijaya Kusuma, penggiat safety driving dari www.ordtraning.com. Wijaya pun menambahkan jika akan menempuh jarak lebih dari 250 kilometer disarankan untuk membawa dua pengemudi yang masing-masing maksimal mengemudi 8 jam.
“Sedangkan untuk jarak di bawah 250 km cukup satu driver dengan waktu mengemudi 6-8 jam harus beristirahat, golden sleep untuk refreshement 30 menit,” sambungnya. Selain untuk keselamatan berkendara tentu safety prosedur harus tetap diterapkan dalam setiap berkendara, apalagi dalam perjalanan jauh yang memakan waktu lama dan jarak tempuh lebih dari 500 kilometer.
Sony, istirahat 2-4 jam sehari
Sehingga pengemudi harus paham dan jeli dalam menyikapinya agar terhindar dari bahaya saat berkendaraa dengan jangka waktu lama,” saran Sony Susmana, Ketua SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia).
Sony juga menambahkan, untuk perjalanan yang memakan waktu 12-24 jam, diharuskan beristirahat setiap 2-4 jam mengemudi dengan waktu lama beristirahat 15-30 menit. Nah jika akan berkendara nonstop, lihat jarak dan waktu tempuhnya.
Di atas 12 jam sebaiknya lakukan tandem. Pikirkan keselamatan adalah nomor satu. “Benar memang ada pengemudi yang mampu mengemudi 15 jam lebih nonstop, masalahnya amankah? Ingat mudik tujuannya adalah kebahagiaan berkumpul bersama keluarga besar, jangan sampai mudik menjadi petaka karena tidak memperhitungkan faktor resiko kecelakaan yang akan terjadi nantinya,” wanti Sony. • (otomotifnet.com)