Kalau buat foglamp kurang fokus tidak masalah, namun untuk headlamp jelas berbahaya.
Sekarang sudah bisa menghiasi moncong mobil sebagai penerang utama. Nah, serunya lagi sudah ada yang buat replacement part bohlam H4. “Hampir 70% mobil yang beredar pakai H4. Jadi potensial market-nya besar sekali,” terang Almus, Sales Manager Wealthy Indonesia yang sedang riset tahap akhir LED H4 ini.
Bagi yang jeli sebenarnya sudah beredar 1-2 merek Tiongkok di pasar Indonesia. Namun ada juga yang meragukan spesifikasi dan performa yang ditawarkan.
Oh iya, sebuah LED kit terdiri dari LED dengan penampangnya, pendingin dan sebuah komponen mirip soket igniter. Pada bohlam H4 halogen biasanya punya 3 kaki. Pada LED kaki diganti kabel ditambah sebuah drat berlulir yang berhubungan dengan pendingin alias radiator.
Kekhawatiran terbesar lainnya soal performa LED H4 adalah fokus sinar yang dikeluarkan. Kalau buat foglamp kurang fokus tidak masalah, namun untuk headlamp jelas berbahaya. Memodifikasi reflektor pasti bukan solusi karena biayanya mahal. Alternatif terbaik membuat penampang tiga muka yang tiap mukanya dilekatkan 2 titik LED. Tinggi mukanya juga harus sama dengan tinggi black top halogen ke penampang, sehingga jatuh sinar ke reflektor sama. Pada unit purwarupa Wealthy yang diuji ke Toyota Innova 2014, cara ini cukup cespleng dan sinarnya fokus layaknya halogen H4 standar.
Namun kalau LED jenis ini kelak menyerbu ke pasaran dan terstandardisasi, harus ketemu antara harga jual dengan ketahanan yang dijanjikan. Buat ilustrasi halogen H4 berdaya 60/55W rata-rata dijual Rp 50-75 ribu/buah dengan daya pakai 700-1.000 jam. Untuk LED bisa tahan 25.000 jam atau dengan ilustrasi pemakaian 5 jam/hari, maka akan bertahan hampir 14 tahun!
Wani piro?
Logam berulir sebagai pendingin
Low beam hanya 2 sisi LED yang menyala
Dimensi fisik sama agar jatuh sinar ke reflektor tidak berubah