Empat Komponen Penentu Performa Mesin Mobil, Apa Saja Ya?

Minggu, 7 September 2014 | 16:12 WIB


Bisa dipastikan, mobil baru memiliki performa yang mumpuni. Namun seiring perjalanan, kinerja mesin dapat berangsur-angsur turun. Sebab itu, begitu banyak beredar komponen-komponen pendongkrak tenaga.

Sebenarnya, tanpa menggunakan komponen pendongkrak tenaga, kinerja mesin dapat tetap optimal. Itulah pentingnya melakukan perawatan berkala, baik di bengkel resmi maupun non resmi.

Dengan perawatan berkala, umumnya akan dilakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen yang dihitung berdasar umur pakai. Meski bisa dilakukan sendiri, tapi bagi yang awam sebaiknya dilakukan oleh pihak bengkel.

Jangan dulu berpikir komponen-komponen besar saja yang bisa menurunkan performa mobil, spare part yang masuk kategori fast moving sekalipun memiliki andil terhadap kinerja mesin. Bahkan, yang jarang terpikir juga bisa menurunkan performa.

Kira-kira apa saja ya?



1.Busi. Sebagai jalur keluarnya api di ruang bakar, busi pegang peran yang sangat penting. ‘Kesehatan'nya harus terus dijunjung tinggi supaya daya perciknya tetap maksimal. Seiring perjalanan waktu, kinerja busi akan menurun dan akan menurunkan besaran tenaga mesin. OTOMOTIF pernah melakukan tes dengan cara dyno menggunakan All New Toyota Avanza. Perbedaannya sebanyak 8 DK antara busi yang sudah berjalan 15 ribu kilometer dengan yang baru. Sementara itu, dengan mengganti pakai busi iridium, naik 2 dk dibanding busi baru tadi.



2.Saringan. Paling umum yang mempengaruhi kinerja mesin yakni filter udara. "Dia jalur pertama penyaring udara. Kalau kotor, maka aliran udara yang masuk ke ruang bakar akan terhambat. Jadi bisa berpengaruh juga ke kinerja tenaga mesin. Sebab itu sebaiknya diganti secara rutin," sebut Adrian Hendrayana, pemilik bengkel Pilar Motor di Jl. Jatiasih No.55, Bekasi. Semakin lancar aliran udara, maka sebenarnya tenaga mesin meningkat meski sedikit.Berdasar data OTOMOTIF, saringan udara aftermarket yang tidak terlalu rapat, mampu menaikkan tenaga sebesar 1,8 dk. Namun, jangan mencari lancar lantas saringan udara dilepas, karena justru sangat berbahaya.



3.Oli. Disadari atau tidak oli juga berpengaruh pada menurunnya tenaga mesin. Walau penurunannya tidak terlalu banyak. Sebab dengan oli yang sudah terlalu lama maka kinerja dari oli tersebut juga sudah menurun. Pelumasan ke komponen juga berkurang. Mengakibatkan panas pada komponen bertambah. Ini yang berpengaruh pada kinerja mesin. "Sebenarnya sangat tergantung dari oli tersebut. Agak sulit kalau bicara angka karena sangat kecil dan tidak terasa. Akan berbeda jika rumah berada di kawasan industri dengan kawasan yang dingin. Yang bikin menurun itu karena oli sudah tercampur dengan kotoran atau debu menjadikan kekurangan viskositas dan membuat seret metal sehingga tenaga mesin turun," sebut Ovi Sardjan, tuner Haltech Indonesia dari bengkel Khatulistiwa Surya Nusa di Pramuka, Jaktim.



4. Kopling. Sebagai penerus daya dari mesin, jelas kopling pegang peranan sangat penting. Kalau sudah aus, maka transfer tenaga dari mesin jadi tidak maksimal. Sehingga terdapat tenaga mesin yang terbuang percuma, efeknya, penurunan tenaga. Masyarakat umum lebih kenal dengan istilah kopling selip. Menurut Ovi, dengan kopling selip penurunan tenaga bisa mencapai 50% bahkan lebih. Tentang seberapa jauh, sangat bergantung dari gaya mengemudi.Namun jika ingin aman,ganti kalau sudah lebih dari 100 ribu kilometer. (mobil.otomotifnet.com)