Jakarta - Umumnya, pemilik mobil menilai rem cakram lebih pakem dari rem teromol. Penilaian itu, justru keliru. Karena, seperti bus, truk dan alat berat lainnya masih menggunakan teromol.
Rem teromol lebih pakem dibanding rem cakram. Meski, mobil-mobil baru banyak mengadopsi cakram. "Itu semua untuk keamanan berkendara," ujar Wiewie Rianto, dari bengkel Protechnik, di Tanjung Duren, Jakbar.
Meski dibilang kalah pakem, tapi di sisi lain rem cakram memiliki keunggulan dibanding teromol. Salah satunya dalam melepas panas. "Kalau panas, rem tidak bisa bekerja maksimal. Bahkan kalau batas panasnya sudah melampaui kemampuan, sering terjadi blong. Rem bekerja maksimal pada rentang derajat panas yang sesuai dengan cakram dan kampas rem," sebutnya lagi. •
1. Penampang rem teromol lebih besar dibanding rem cakram. Hal inilah yang membuat rem teromol lebih pakem. Bidang yang lebih lebar jelas memiliki ‘gigitan' yang lebih banyak pula terhadap bidang sentuhnya jika dibanding bidang yang kecil. Sehingga memiliki daya rem yang lebih baik
2. Sistem rem teromol yang tertutup menjadi kekurangannya. Debu hasil pengereman tak bisa terbuang. Jika dibiarkan, bisa mengganggu kinerja rem. Selain itu, dengan kondisi tertutup, sulit untuk mengeringkan sistem rem jika terkena air. Padahal, air bisa menurunkan kinerja rem. Selain itu, dengan kondisi tertutup, panas yang dihasilkan dari pengereman lebih lama terbuang.
3. Kampas rem dengan luas penampang yang terbilang kecil menjadikannya kurang pakem saat pengereman. Beruntung dibantu dengan sistem hidrolis, sehingga pengereman dapat lebih cepat dan terasa lebih pakem
5. Terdapat berbagai macam cakram rem. Mulai yang ventilated, cross drilled, solid dan lainnya. Untuk tipe solid, pelepasan panasnya kurang baik dibanding ventilated, tapi masih lebih bagus dibanding teromol. Sementara hebatnya ventilated dan cross drilled, cepat melepas panas sekaligus membuang debu hasil pengereman(mobil.otomotifnet.com)