Mobil Pakai Kampas Rem Aftermarket Boleh Saja, Asal...

Kamis, 6 Februari 2014 | 17:10 WIB


Jakarta - Jenis rem pada mobil ada dua, yakni model teromol dan cakram (disc brake). Keduanya sama-sama menggunakan kampas dan tergolong sebagai komponen cepat pakai (fast moving). Hanya beda sebutan dalam bahasa Inggris saja, yakni  brake shoe (teromol) dan brake pads (cakram).

Untuk mobil bertransmisi otomatis, usia pakai kampas lebih cepat lantaran murni mengandalkan rem untuk melambatkan laju kendaraan. Dan umur pakai kampas rem sangat tergantung dari cara mengemudi. Jika diukur dengan jarak antara 25 - 35 ribu kilometer. 

Bahan kampas rem sendiri ada yang terbuat dari organik atau semi metal. Sementara dari asbestos sudah tidak lagi diproduksi karena kurang aman buat kesehatan. Sebagai penggantinya, ada serat mineral, cellulose, aramid, PAN, chopped glass, besi, dan serat tembaga. 

Sedangkan untuk high performance, bahan dasarnya dari keramik dan serat aramid atau populer disebut carbon fiber. Contoh, produk Ferodo yang terkenal non asbestos dan zero copper. Hasilnya, kampas minim gesekan dan getaran.

“Keuntungan lain, dengan material ini membuat kampas rem tidak menggerus permukaan cakram. Hasilnya, usia pakai rem pun bakal lebih lama dan awet,” terang Andri Wahyu, Country Sales Manager merek Ferodo di Indonesia.

Harga kampas rem di pasaran cukup bervariatif. Kampas rem depan untuk Honda All New Jazz versi orisinil mencapai Rp 700 ribu. Sedangkan untuk merek Nissin yang juga merupakan vendor kampas rem Honda cukup mengeluarkan Rp 350 ribu.

Lain lagi buat rem depan Toyota Innova. “Versi orisinal mencapai Rp 550 ribu, sedangkan merek TRW hanya Rp 300 ribu,” terang Yono dari Asia Baru (khusus jual suku cadang Toyota) di Palmerah, Jakbar. Jika mau lebih pakem bisa mencoba kampas rem Bendix tipe metal.

Banyak konsumen lebih memilih versi aftermarket dikarenakan harga versi orisinal cukup tinggi. Namun hati-hati dalam memilih kampas rem, banyak juga sekarang produk palsu dengan menjiplak stiker part number orisinal.


“Butuh kejelian dalam melihat detail barangnya, misal dari stiker sudah pasti tidak mirip 100 persen. Kemudian dari fisik kampas rem juga berbeda yang palsu pasti banyak cacatnya, quality control tidak dijaga,” tambah Rudy Solihin dari Ramayana Motor Kedoya, Jakbar yang menjual spare part genuine Honda.  (Mobil.Otomotifnet.com)