Transmisi Dengan Jumlah Gigi Banyak, Prinsipnya Kayak Naik Tangga

billy - Jumat, 28 Juni 2013 | 09:08 WIB

(billy - )


Kalau melihat mobil keluaran sekarang, banyak sekali pengembangan yang dilakukan masing-masing pabrikan. Salah satunya pada sistem transmisi. Baik itu transmisi manual maupun otomatis.

Untuk transmisi manual, di era ‘70-an umumnya masih menggunakan 3 atau 4 percapatan. Begitu masuk era 80-an ke atas, berkembang menjadi 5 percepatan. Tapi kini kita bisa menemui ada mobil yang mengusung 6 percepatan kayak Nissan Grand Livina 1.8L, trus baru-baru ini Hyundai merilis New Avega 6-Speed.

Bahkan ada pula yang mengusung 7-percepatan kayak Porsche 911 Carerra, Bugatti Veyron dan sebagainya. Sementara pada mobil bertransmisi otomatis, sekarang banyak ditemui hingga 8 percepatan, seperti pada produk keluaran Audi dan BMW.

Malah baru-baru ini Land Rover merilis Evoque bertransmisi 9-Speed yang diperkenalkan dalam ajang Geneva Motor Show. Lebih gila lagi, Ford sejak akhir 2012 lalu tengah mengembangkan transmisi 10 percepatan pada mobil bepenggerak belakang seperti SUV, sport dan pick up. Edan!

Kalau dipikir-pikir, untuk tujuan apa pabrikan mengembangkan transmisi dengan jumlah gigi sebanyak itu? “Yang jelas untuk mengejar efisiensi. Hampir semua mobil keluaran BMW kini mengaplikasi transmisi 8 percepatan murni,” tukas Dennis A. Kadaruskan, product planning manager PT BMW Indonesia (BI). Kok bisa?

Begini penjelasan dari Dennis. “Teorinya mirip seperti lagi naik tangga. Misalnya ada 2 buah tangga. Tangga pertama mempunyai 5 anak tangga, lalu tangga kedua ada 8 anak tangga dengan panjang yang sama dengan tangga pertama. Tentunya dalam mencapai puncak tangga, akan dicapai dengan usaha yang berbeda,” ujar Dennis berlogika.

Saat naik tangga pertama, pastinya butuh langkah yang lebih panjang lantaran jarak tiap anak tangga lebih renggang dibanding tangga kedua. “Sama halnya dengan transmisi. Umumnya yang jumlah gigi lebih banyak, rasio antar giginya rapat-rapat. Sehingga saat perpindahan gigi, tak perlu daya atau putaran mesin yang tinggi agar bisa berakselarasi baik,” tambahnya.

Iya juga ya. Enggak heran ketika OTOMOTIF menjajal BMW 320i dan Audi A4 terbaru, saat kecepatan mobil mencapai 100 km/jam, putaran mesinnya hanya berkitir di angka 2.000-an rpm. “Efeknya, pemakaian bahan bakar jadi lebih sedikit alias irit. Karena kita tak perlu tekan pedal gas terlalu dalam,” ucap Adhi Setiadhy, after sales service manager PT Garuda Mataram Motor selaku APM Audi di Tanah Air.

Makanya, jangan heran bila berlari konstan, misalnya pada 100 km/jam di gigi tertinggi, konsumsi bahan bakarnya bisa tembus di atas 20 km/liter kayak Audi A4 dan BMW 320i.

Oowww..gitu toh!. (mobil.otomotifnet.com)