Peranti Audio Jangan Berlebihan, Demi Kenyamanan

Editor - Senin, 7 Juni 2010 | 12:49 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Kemajuan dunia car audio sangat berpotensi memancing minat para pemilik mobil, yang pengin up-grade sistem audionya lebih maksimal. "Terutama multimedia dalam dunia car audio, sangat menarik perhatian semua pemilik mobil, terutama yang menyukai gadget dan selalu utamakan kepraktisan," jelas Sikarin Thongkarn, assistant product promotion manager Alpine Asia-Pacific, yang ditemui OTOMOTIF beberapa waktu lalu di Yogyakarta, Jateng.

Namun mereka yang masih awam soal sound system kabin, kurang paham betul soal penempatan dan peruntukan. Alhasil aplikasi yang salah kaprah kerap terjadi. Salah kaprah di sini lebih kepada peruntukan harian, lantaran fungsi utama sebuah kabin mobil sejatinya sebagai ruang untuk menampung penumpang dan pengemudi.

Sehingga pemakaian atau penambahan komponen audio, tak boleh mengurangi unsur estetika serta ganggu kenyamanan selama perjalanan.

Patokan paling penting sebelum memutuskan melakukan instalasi komponen di kabin, selalu utamakan kenyamanan dan keselamatan. Setelah menentukan budget belanja sesuai rencana, jangan lupa memastikan apakah komponen tersebut sulit atau gak diseting untuk kebutuhan harian.

Berikut ini beberapa contoh aplikasi car audio yang sudah salah kaprah

BOKS SPEAKER PILAR A
Pada dasarnya pemasangan speaker tambahan pada pilar A, tidak boleh mengganggu jarak pandang pengemudi ke arah depan maupun samping.

Namun praktiknya, pihak instalatur sering meracuni kastemernya yang tergolong masih awam soal ini. Dengan iming-iming bisa mendapatkan kualitas suara tinggi lebih optimal, ketimbang posisi yang hanya direkatkan di sudut kanan-kiri dasbor.

 Menurut Ahong, instalatur Prisma Autosound, jika pengin menambah lontar atau boks tweeter maupun midrange di pilar A, sebaiknya jangan terlampau besar. "Masalahnya kalau kegedean, malah bikin daerah blind spot tambah lebar," tandas pehobi bola basket ini.

Untuk keperluan harian, bisa membuat ukuran boks lebih ramping, menyesuaikan jarak pandang Anda ke arah samping depan. Kalau mau praktis, cukup pasang speaker tipe full-range, yang diletakkan di sudut kanan-kiri dasbor mobil.

Jika ingin mendapat kualitas suara lebih baik, pilih speaker full-range yang sudah punya nama alias branded

MONITOR IN-DASH
Banyak yang belum paham karakteristik monitor single DVD player. Peranti ini terdiri dari beberapa komponen motorik, untuk menggerakkan layar LCD keluar-masuk dari bodi head unit.

Jika pemasangannya kurang tepat, seperti pada dasbor yang punya model kisi blower di tengah, bisa mengurangi kenyamanan bahkan menyulitkan. Seperti terlihat pada gambar, penambahan LCD yang kerap diistilahkan monitor in-dash ini, malah bikin semburan hawa AC terhalang penampang layarnya.

Pasalnya varian-varian yang ada saat ini, umumnya sudah dibekali slot head unit yang dimensinya setara monitor 2-DIN. Tujuannya jelas untuk menghindari kondisi seperti di atas tadi, serta untuk menambah kesan lebih rapi di bagian dasbor mobil.

Di samping itu, untuk merawat peranti ini supaya bisa lebih awet, lebih ribet ketimbang model on-dash (monitor double DIN). Engsel yang menggerakkan penampang layar rentan macet, lantaran kotoran dan debu yang masuk dan tidak pernah dibersihkan.

Harga monitor in-dash juga lebih mahal dibanding versi dual DIN. Menurut Boyke, brand manager PT Multi Mayaka, selisih harga retail umumnya lebih tinggi. "Sekitar 5-10% dibandingkan monitor on-dash," ujar pria humoris ini.

BOKS MIDBASS
Buat keperluan harian, usahakan tidak mengaplikasi desain boks seperti di foto ini. Dimensi lebih gendut memang mempengaruhi entakan di level nada mid (menengah). Namun perlu diperhatikan unsur ergonomisnya lagi.

Akses masuk-keluar kabin akan lebih terhalang jika adopsi boks midbass dimensi besar seperti pada gambar. Terlebih jika posisi parkir mobil sangat berdekatan, pasti menyulitkan gerak kaki ketika hendak masuk.

Menghindari pembuatan boks midbass macam ini, sebelum mengganti speaker standar dengan versi aftermarket, sebaiknya cermati karakter dari komponen penyuplai nada menengah itu.

Minta bantuan instalatur yang paham soal ini, sebab pada kemasan speaker biasanya tak ada penanda, apakah speaker tersebut bisa dipasang off-axis atau on-axis.

Off-axis berarti, performa suara yang dihasilkan tak memerlukan arah konus speaker langsung mengarah ke posisi pengemudi. Sebaliknya jika punya karakter on-axis, harus disertai pembuatan model boks lebih keluar dari permukaan panel trim, supaya imajinasi suara layaknya sound di atas panggung

MONITOR PLAFON
Monitor plafon sangat berhubungan dengan penambahan komponen sejenis pada head rest belakang jok. Pemakaian peranti ini sejatinya sebagai penunjang visual saat memutar DVD dan kerap dianalogikan sebagai komponen penunjang kebutuhan car cinema di kabin mobil.

Padahal sebenarnya malah buang-buang uang, lantaran sudah pakai head rest monitor di kedua jok depan. Terlebih jika dimensi ruang kabin sempit, justru penambahan monitor plafon bisa bikin pusing penumpang.

Sebab dengan posisi di atas, bikin pandangan mata lebih mendongak, terutama penumpang di kursi baris kedua. Sementara bagi pengemudi, penampang monitornya justru menghalangi pandangan ke arah belakang melalui spion dalam. Sekadar saran, kalau sudah pasang head rest monitor, lebih baik tak menambah monitor di plafon.

Namun begitu pemakaian monitor plafon lebih menunjang kebutuhan hiburan di kabin lapang. Seperti pada Toyota Alphard, Nissan Serena, Kia Pregio atau Suzuki APV. Sementara bagi pemilik Avanza, Daihatsu Xenia atau varian yang punya plafon rendah, idealnya hanya memakai monitor head rest, tidak lebih.

DESAIN KICK PANEL
Placement komponen memang sangat memengaruhi kualitas suara, terutama buat turun tanding kontes SQ (Sound Quality). Desain kick panel kini mulai marak diaplikasi beberapa instalatur profesional, mengacu pada kebutuhan penciptaan sound imaging optimal.

Sayangnya teknik ini justru mengganggu kenyamanan penumpang depan dan pengemudi. Bagi penumpang depan pastinya bakal merasa kurang bebas bergerak, lantaran ada satu bagian yang haram buat disenggol apalagi dipijak dengan sepatu.

Desain kick panel awalnya marak di kalangan instalatur car audio profesional mancanegara. Pertimbangannya, dengan penempatan speaker menyatu lantai, diyakini lebih rigid ketimbang posisi di panel pintu yang banyak timbulkan getaran.

Efek suara midbass lebih stabil pasti bisa didapat, lantaran konstruksi boks model kick panel minim getaran, terlebih jika sudah dilapis semen atau fiber

CAPASITOR BANK
Capasitor bank berfungsi untuk menampung kelebihan arus listrik ke speaker dari aki. Penambahan komponen ini awalnya lebih untuk aplikasi kontes car audio SPL (Sound Pressure Level), yang lebih mengutamakan kekuatan arus listrik ketimbang kualitas suara di berbagai frekuensi.

Namun praktiknya, capasitor bank juga dijadikan peranti pemanis buat kosmetik car audio. Sekadar pajangan dan efeknya tidak terlampau banyak buat setingan audio harian. Terlebih kalau produk yang dipakai kurang berkualitas.

Sebab saat ini banyak beredar capasitor bank dengan beragam merek, yang dibubuhi kode kemampan menampung listrik secara bombastis. Menurut Ahong, sekalipun sudah pasang power amplifier 4 kanal buat mendongkrak tenaga speaker, enggak perlu capasitor bank.

"Kemampuan aki standar mobil sudah dihitung pabrikannya, untuk menyuplai kebutuhan listrik tambahan termasuk pemasangan power amplifier," urai Ahong.

Parahnya, jika pakai capasitor bank berkualitas rendah, dikhawatirkan bisa memicu masalah kelistrikan mobil. Bahkan pemicu kebakaran di kabin bisa diawali dari percikan api dari capasitor bank yang sebenarnya sudah afkir

Penulis/Foto: Anton / Anton