Digital TV Tuner, Scan Ulang Sinyal Hilang

Editor - Kamis, 18 Maret 2010 | 21:56 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Setahun belakangan ini, sebuah alat yang dinamakan digital TV tunner booming di Indonesia. Selain hasil gambar di layar monitor lebih stabil dari analog, juga bebas berlangganan. Makanya importir berbondong-bondong memasukkan perangkat tersebut ke Indonesia dalam jumlah banyak.

Namun beberapa bulan belakangan, sinyal yang diterima matot  alias mati total. Bayangkan, dari 12 kanal yang awalnya dapat diterima dengan baik, kini hanya 1 kanal. Itupun daya tangkapnya sangat lemah. Waduh ada apa nih?

ERA DIGITAL

Saat ini di seluruh dunia sedang melakukan percobaan untuk mematikan sinyal TV analog dan mengganti dengan sinyal TV digital. Di Jerman misalnya, proyek ini sudah mulai sejak 2003. Sedangkan negara-negara lain rencananya tahun 2010 ini baru akan running.

Di Amerika, kongres pertelevisian di sana sudah menetapkan, tahun 2009 sebagai hari selamat tinggal untuk TV analog Amerika. Tahun 2010, Perancis juga akan mengikutinya. Di Inggris, akhir 2005 lalu sudah dilakukan percobaan untuk mematikan beberapa siaran TV analog-nya.

Kondisi ini untuk memastikan bahwa pematian total sistem analog, bisa dilakukan pada tahun 2012 sesuai kesepakatan internasional.

Jepang sebagai salah satu negara elektronik maju dunia, merencanakan era TV digital pada tahun 2011. Meski begitu, tahun ini sudah dilakukan siaran percobaan oleh beberapa stasiun TV di Tokyo, Nagoya dan Osaka.

Indonesia sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak 1997 dalam format TV digital satelit. Mulai 2006 sudah dilakukan uji coba siaran dengan pemancar televisi digital, yang berlokasi di TVRI.

Standar TV digital terrestrial yang sedang diuji di Tanah Air meliputi sistem DMB-T (Digital Multimedia Broadcasting Terrestial) dari Cina, DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestial) dari Eropa, serta TDMB (Terrestial Digital Multimedia Broadcasting) dari Korea.

Depkominfo (Departemen Komunikasi & Informatika) RI telah mengalokasikan kanal 27 (519,25 MHz) dan 34 (575,25 MHz), untuk keperluan uji coba ini.

Namun ada ketidaknyamanan yang harus diterima dari peralihan TV analog ke TV digital. Seperti memerlukan pesawat TV baru atau paling tidak membutuhkan tambahan TV Tuner. 

Hal ini juga berkembang di kalangan pecinta in car entertainment (ICE) di kabin mobil. Lantaran perlu tambahan modul digital TV tuner, atau mengganti head unit (HU) monitornya pakai versi digital monitor untuk mendapatkan kualitas gambar terbaik.


Modul digital TVtunner model stand alone bisa jadi solusi praktis

Harap maklum, sinyal sebagus ini sementara tak bisa dinikmati

Sistem transmisi digital dengan menggunakan satelit umumnya dimanfaatkan sebagai siaran tv berlangganan

TUNER GANDA

Masa transisi dari TV analog ke TV digital tentunya bakal menyulitkan, jika hanya memakai spesifikasi TV yang cuma bisa menangkap sinyal analog. Selama ini siaran digital masih dianggap percobaan dan sebagian besar kanal TV di frekuensi UHF masih diandalkan untuk siaran analog.

Tak heran jika pedagang komponen car audio menawarkan modul digital TV tuner tambahan (stand alone), yang dibanderol sekitar Rp 2-2,5 juta per unit. Solusi ini tentunya dimanfaatkan para pencinta hiburan di kabin, untuk tetap update mengikuti berita atau tayangan TV pilihan.

"Penjualan digital TV tuner model stand alone sangat laku keras, sejak TV digital booming di pertengahan 2009," ujar Richard Kurniawan, marketing manager MTech, pemasok monitor 2-DIN yang sudah dibekali digital TV tuner.

Seiring tuntutan penikmat ICE, di pasaran telah tersedia dual digital TV tuner, yang sudah dibekali tuner ganda. Keunggulannya ketimbang versi sebelumnya, kualitas tampilan gambar lebih stabil, meski dalam kondisi mobil berjalan atau saat melintas dekat gedung-gedung tinggi.

Beberapa waktu lalu OTOMOTIF sempat menjajal langsung dual digital TV tuner, pakai HU lansiran Necvox yang built-in dengan TV tuner tadi. Memang terbukti kualitas gambarnya berbeda sekali dengan versi mono digital TV tuner.

Namun belakangan ini banyak keluhan datang dari pengguna TV digital, lantaran tak bisa menangkap sinyal sama sekali. Menurut beberapa pedagang di tingkat retail, banyak konsumen mereka yang minta ganti rugi uang, lantaran produk dagangan mereka tak bisa menerima sinyal sama sekali.

"Beberapa waktu lalu sinyal memang sempat hilang, dikarenakan sedang dilakukan scan ulang dalam proses multiplexing. Secara keseluruhan memang sempat shut-down," papar Satya Sudhana, direktur teknik lembaga penyiaran publik (LPP) TVRI.

TVRI-Telkom sendiri meladeni frekuensi untuk TVRI 1 & 2, TV Pendidikan, TPI, RCTI, Global TV. Sedangkan KTDI (Konsorsium Televisi Digital Indonesia) menjadi provider dari SCTV, AN TV, TV One, Metro TV, Trans TV, dan Trans 7. Secara total yang mengudara saat ini ada 12 stasiun, dan masih dalam tahap trial & error.

Jadi harap maklum jika saat ini Anda tidak bisa menikmati tampilan TV digital di mobil, lantaran masih dalam masa transisi.

Balik lagi dong ke analog?

Penulis/Foto: Anton / Anton