|
OTOMOTIFNET - Tampil matching, elegan dan berkelas kini makin gampang. Mix and match-nya enggak cuma bodi dan pelek atau eksterior dan interior, tapi juga dengan aksesori yang menempel di tubuh Anda.
Dompet, tas atau sepatu kulit buaya dengan motifnya yang khas, sekarang juga bisa mempercantik interior mobil lo!
PARI & BURUNG ONTA
Pelapis jok dengan motif khas kulit buaya, burung onta dan kulit pari ini terbuat dari bahan semi kulit. Tampilannya khas, dengan kotak-kotak kulit buaya, bintik-bintik kecil berkilau seperti sisik ikan pari dan bintik doff untuk kulit burung onta. Pilihan warnanya elegan, bervariasi dari creme, gold, coklat tua, serta hitam.
“Pada dasarnya merupakan bahan semikulit untuk home furniture, material dasarnya polyurethane. Jadi enggak tembus air, perawatannya gampang serta bisa didaur ulang. Tapi karena untuk furniture indoor, ketahanannya terhadap sinar matahari terbatas,” kata Albert Taslin, dari Intrapenta Jaya Sakti, distributor aneka pelapis interior.
Bahan semikulit bermotif kulit buaya, ikan pari atau burung onta ini bisa diaplikasi pada jok, door trim, setir atau kosmetik audio. Tapi karena motifnya yang cukup mencolok, aplikasi terbaik adalah sebagai aksen saja. Jadi dikombinasikan dengan bahan (kulit ataupun semikulit) dengan warna senada.
“Enggak disarankan untuk melapisi semua. Jadinya malah enggak bagus, keramaian. Padukan dengan bahan polos yang warnanya senada, tapi kontras. Warna muda dengan tua, glossy dengan doff,” saran Albert.
Motif kulit buaya, ikan pari dan burung onta | Paling pas jadi aksen di jok atau headrest, untuk kesan classy |
Keuntungan semikulit, berlapis teflon yang mencegah air rembes ke dalam busa | Kulit pari, hari-hati gesekan. bintik dan kilap lama-lama pudar, jadi berksean botak |
“Cocoknya untuk yang dandanannya ke arah elegan, tapi sebagai kombinasi aja, dicampur dengan bahan kulit atau semikulit polos,” sahut Agus Somat, modifikator dari Autoline.
Aksen motif buaya, ikan pari atau burung onta bisa diaplikasi untuk mempercantik head rest, bagian tengah atau pinggiran sandaran jok atau door trim. “Bahan ini dibikin enggak khusus buat jok mobil. Kalau di bagian tengah bawah jok yang didudukin dilapis juga dengan bahan ini, takutnya licin karena ada pelapis glossy. Duduk jadi enggak nyaman,” bilang Agus.
Selain penempatan, Agus juga menyarankan untuk memperhatikan kombinasi panel dan guntingan atau jahitan kulit. “Perhatikan patern kotak-kotaknya. Karena ini bikinan, kiri-kanan bakal ngulang. Pasin jahitnya, potongannya agar simetris. Kulit buaya asli sebenarnya malah kotak-kotaknya enggak beraturan, tapi di sini orang cenderung seneng yang sama,” lanjut pehobi gadget ini.
Untuk menyempurnakan gaya elegan di kabin, perhatikan juga panel interior yang dikombinasikan dengan pelapis kulit buaya atau ikan pari ini. Bisa dipadukan dengan panel kayu warna senada, doff atau motif marmer yang biasanya dari stiker.
“Kasih kombinasi yang kontras. Kalau kulit buayanya hitam, panel kayunya yang terang. Hindari kombinasi karbon, aluminium, atau krom doff, enggak matching untuk gaya elegan,” saran Agus.
Hindari Matahari & Gesekan
Seperti umumnya bahan pelapis jok, musuh utamanya adalah matahari. Kalau terlalu sering terpapar sinar matahari, parkir di tempat yang terkena panas langsung, dalam waktu setahun diperkirakan warnanya bisa mulai pudar. Meski begitu, nilai kepraktisannya tinggi.
“Karena terbuat dari bahan semikulit, perawatannya enggak ribet. Air enggak bakal tembus ke dalam busa jok. Noda bisa dibersihkan atau dilap dengan lap basah saja. Kalau mulai kotor, bersihkan dengan pembersih vinyl. Hindari pemakain sabun, sifat kimiawinya merusak permukaan bahan,” terang Albert.
Selain matahari, gesekan dengan penumpang juga bisa jadi perusak jok. Seperti baju atau tas, apalagi kalau punya elemen logam atau tajam. “Gesekan lama-kelamaan bisa bikin bahan jadi botak. Terutama di bahan kulit pari, bintik-bintik dan kilapnya lama-lama bisa pudar, jadi berkesan botak,” jelas pria dengan latar belakang komputer ini.
Penulis/Foto: Nawita / Johan