Eropa – Ducati Desmosedici GP15 yang akan dipakai di MotoGP musim ini, dianggap lebih kuat dan lebih kompetitif dibanding motor Ducati yang dipakai Casey Stoner pada 2007-2010.
Itulah pendapat Andrea Dovizioso yang mengukir waktu tercepat dalam uji coba pramusim terakhir di Qatar. Sedangkan rekan setimnya, Andrea Iannone tercepat ketiga di belakang pembalap Honda yang juga juara dunia bertahan, Marc Marquez.
Ketika ditanya surat kabar Italia, Gazzette dello Sport mengenai Kebangkitan Ducati dengan era Stoner, Dovizioso menjawab: “Saya percaya saat ini kita lebih kuat dan lebih kompetitif.”
Waktu itu Stoner mendominasi, tetapi itu kebanyakan berkat dirinya yang membuatnya beda, karena Ducati yang digeber rekan setimnya mencapai hasil jauh di belakangnya.
“Berarti motor itu tidak kompetitif,” ujar Dovi, panggilannya. “Sekarang sebaliknya, GP15 yang kompetitif. Kini kami akan melakukan pekerjaan detail untuk membuat perbedaan dan menang.
Ia begitu percaya diri akan kecepatan Ducati saat uji coba di Qatar. Pdoium adalah tujuan yang realistis di Losail, Qatar. “Kami menuju Qatar untuk naik podium,” katanya.
“Kami cepat dalam uji coba, tetapi saya tahu ada 4 pesaing yang sangat baik, saya tahu motor yang mereka miliki, bagaimana mereka bekerja dalam uji coba dan balapan nanti.
Agak jumawa ucapan Dovi itu. Sebab Stoner memberi gelar juara dunia pembalap dan pabrikan pada 2007. Itulah titel satu-satunya yang dimiliki pabrikan asal Italia itu. Stoner total meraih 23 kemenangan bersama Ducati.
Ducati saat ini mendapat beberapa keuntungan dari regulasi yang ada untuk membuatnya memenangkan lomba. Salah satunya dibebaskan memakai kompon ban yang sama seperti open class. “Apapun yang terjadi itu tidak mempengaruhi kami,” tutur Dovi.
“Kami telah membangun motor yang kompetitif, jadi jika keutnungan itu dicabut, tidak membuat kami tertinggal,” lanjut pembalap yang baru sekali menang MotoGP di 2009 bersama Honda. Ia berharap Ducari dapat membangkirkan reputasinya.
“Ketika Anda berada di tim yang telah menang banyak, orang otomatis berpikir motor Anda yang menang. Itu bodoh dan salah,” lanjutnya.
Ia merasa diremehkan selama beberapa tahun, ketika mendapat hasil baik tanpa kemenangan. “Saya sudah matang, saya bisa mengatasi situasi lebih baik. Tetapi saya tidak jauh berbeda dengan yang dulu,” tutupnya. (otosport.otomotifnet.com)