Rupanya Lorenzo dan tim Movistar Yamaha MotoGP memutuskan melakukan strategi pengurangan tenaga motor. Tujuannya untuk menuntaskan masalah kestabilan motor. Supaya bagian belakang motor tidak liar, maka tenaga yang disalurkan ke ban belakang pun dikurangi. Ternyata strategi ini justru jadi bumerang saat lomba.
“Kupikir hari ini kami kehilangan banyak waktu pada akselerasi. Dari pertama latihan aku lihat dengan ban ini kami jelek karena pumping (ban belakang menendang naik turun) dan bikin motor tidak stabil sehingga selalu melebar,” ulas Lorenzo.
“Jadi, sedikit demi sedikit kami mengurangi tenaga agar motor lebih stabil, tapi aku lihat saat balap kami sangat kurang pada akselerasi. Terutama pada tikungan terakhir, kami melorot di gigi tiga, empat dan lima. Kami kehilangan sekitar 0,3 atau 0,4 setiap lap,” lanjutnya.
“Kalau aku punya ban bagus, aku bisa dekat dengan Marc dan dengan slipstream mungkin aku bisa menyalip. Tapi kami butuh pengembangan top speed dan akselerasi pada gigi 4,5 dan 6. Tapi bahkan saat memimpin di lap 1, aku tak bisa menjauh,” kilah JL99.
“Kami sudah lebih baik pada pengereman. Proses pengereman sudah lebih baik dari tahun lalu, sayangnya pada akselerasi kami lebih jelek dari tahun lalu, dengan ban ini kami tak bisa menemukan setting bagus. Kali ini kamu tidak bisa menemukan setting bagus dengan aspal ini yang lebih licin dan bumpu dari Mugello. Di sini aku melihat dari awal kalau motor sangat tidak stabil, jadi menurunkan tenaga, aku tak tahu apakah ini solusi terbaik, tapi tak cukup untuk balap,” buka X-Fuera soal pengereman dan tenaga.
Dengan kondisi itu, diakuit Lorenzo lebih capek balap di Catalunya dibanding Mugello. “Meski aku lebih fit, karena motor bergerak sangat banyak,” timpalnya. (otosport.co.id)