Berusaha keras mengatasi sakit di jari tangannya pascaoperasi, Cal Crutchlow kecewa berat hanya bisa balap sepanjang 3 lap. Rider asal Inggris ini pun tak menyembunyikan perasaannya karena kerusakan rem membuatnya keluar dari lomba.
"Ini benar-benar bencana dan aku tampak marah karena aku memang marah. Aku bekerja keras untuk bisa kembali balap dalam waktu dua minggu dan mengorbankan setiap jam pada setiap hari untuk mencoba kembali, semuanya hanya buat tiga lap brengsek," ketusnya.
"Aku enggak punya rem dan aku enggak tahu kenapa, pokoknya rem enggak bekerja. Dua lap aku merasa bagus, terbaik yang kurasakan sepanjang akhir pekan. Aku melakukan banyak manuver menyalip agresif dan mendekat dengan grup rider di depan dan aku merasa senang. Tim telah melakukan pekerjaan bagus dengan settingku buat balap dan aku merasa baik," lanjutnya.
"Motor masih bisa ngerem, tapi satu lap kemudian rem enggak terasa di handel dan seketika aku mundur sampai belakang. Aku pelan satu lap dan mencoba merasakan tekanan rem kembali, tapi di tikungan berikutnya aku sama sekali enggak punya rem. Aku pelan lagi dan memompa rem lagi, eh bisa. Jadi aku biarkan orang-orang lewat, aku kasih jalan buat Hernandez, lalu melahap tiga tikungan, terus sampai akhir trek lurus di tikungan 6 dan rem hilang lagi. Jadi aku menghentikan motor pakai rem belakang," ujarnya kecewa.
Kurangnya perbaikan yang dilakukan Ducati rupanya juga memancing amarah Crutchlow. "Situasi ini buruk, tangguh dan aku enggak melihat kami jadi lebih baik, perbedaan dengan pemenang masih terlalu jauh. Aku enggak ngerti kenapa tim merayakan karena finish 20-30 detik di belakang pemenang. Bradl, Smith dan Bautista juga finish terlalu jauh dari pemenang," gerutunya.
"Situasi ini memang lebih baik dari tahun lalu, itu pasti. Tapi aku enggak terlalu senang karena aku ke sini hanya bisa melakukan tiga lap. Aku enggak mau ambil resiko buat bokongku dan bikin resiko buat orang lain juga," tukasnya. (otosport.co.id)
"Ini benar-benar bencana dan aku tampak marah karena aku memang marah. Aku bekerja keras untuk bisa kembali balap dalam waktu dua minggu dan mengorbankan setiap jam pada setiap hari untuk mencoba kembali, semuanya hanya buat tiga lap brengsek," ketusnya.
"Aku enggak punya rem dan aku enggak tahu kenapa, pokoknya rem enggak bekerja. Dua lap aku merasa bagus, terbaik yang kurasakan sepanjang akhir pekan. Aku melakukan banyak manuver menyalip agresif dan mendekat dengan grup rider di depan dan aku merasa senang. Tim telah melakukan pekerjaan bagus dengan settingku buat balap dan aku merasa baik," lanjutnya.
"Motor masih bisa ngerem, tapi satu lap kemudian rem enggak terasa di handel dan seketika aku mundur sampai belakang. Aku pelan satu lap dan mencoba merasakan tekanan rem kembali, tapi di tikungan berikutnya aku sama sekali enggak punya rem. Aku pelan lagi dan memompa rem lagi, eh bisa. Jadi aku biarkan orang-orang lewat, aku kasih jalan buat Hernandez, lalu melahap tiga tikungan, terus sampai akhir trek lurus di tikungan 6 dan rem hilang lagi. Jadi aku menghentikan motor pakai rem belakang," ujarnya kecewa.
Kurangnya perbaikan yang dilakukan Ducati rupanya juga memancing amarah Crutchlow. "Situasi ini buruk, tangguh dan aku enggak melihat kami jadi lebih baik, perbedaan dengan pemenang masih terlalu jauh. Aku enggak ngerti kenapa tim merayakan karena finish 20-30 detik di belakang pemenang. Bradl, Smith dan Bautista juga finish terlalu jauh dari pemenang," gerutunya.
"Situasi ini memang lebih baik dari tahun lalu, itu pasti. Tapi aku enggak terlalu senang karena aku ke sini hanya bisa melakukan tiga lap. Aku enggak mau ambil resiko buat bokongku dan bikin resiko buat orang lain juga," tukasnya. (otosport.co.id)