Monte Carlo – Kasus gagalnya Lewis Hamilton memenangkan GP Monako setelah keputusan aneh dibuat tim Mercedes, masih ramai dibincangkan. Apa penyebabnya? Analisis balap F1, Adam Cooper coba menjelaskan.
Bukan pertama kalinya di GP Monako, lomba yang awalnya membosankan karena sulit menyalip dan kebanyakan peraih pole position sebagai pemenang, jadi tampak bergairah menjelang akhir lomba.
Di balapan kemarin, kecelakaan Max Verstappen di 14 lap sebelum lomba berakhir, mengubah apa yang telah dijalani Hamilton menjadi drama menarik di delapan lap.
Pada bagian pertama lomba, di lap 5 Hamilton memimpin 2,3 detik di depan rekan setimnya, Nico Rosberg. Ketika Rosberg masuk pit di lap 37, gap jadi 7,4 detik.
Hamilton masuk pit lap berikutnya, yang membutanya tetap memimpin di sisa 40 lap. Tak hanya memimpin, juga memperlebar jarak jadi 19,6 detik di lap 63 dari Rosberg.
Namun di Monako pembalap selalu berharap adanya dewi fortuna karena cenderung ada drama dan sangat sering di lap-lap terakhir. Seperti insiden Verstappen di lap 64 yang mengundang safety car masuk.
Seperti pembalap lain, Hamilton melambat sesuai aturan dan di lap itu ia kehilangan sekitar 14 detik dibanding waktu lap sebelumnya. Di monitor tampak Rosberg tertinggal 25,7 detik.
Ketika pengawas lomba memutuskan adanya safety car (SC), butuh 30 detik untuk kehadiran SC. Tim tahu apa yang bisa terjadi. Setidaknya tidak ada bedanya dengan pembalap yang melaju pada kecepatan yang sama.
Hamilton melihat di layar besar kru Mercedes berdiri di pitlane, orang-orang berlarian keluar seperti rutinitas pit stop biasa. Hamilton mungkin menyimpulkan Rosberg dan Vettel atau pembalap di barisan depan lainnya yang masuk pit.
Ia mengira, setelah lepas dari panduan SC tetap menggunakan ban lembut yang lama –dengan suhu dan tekanan rendah- sementara Rosberg dan pesaing lainnya pakai superlembut.
Saat itu balapan tinggal 14 lap, dengan demikian cukup lama baginya untuk bertahan. Kemudian terjadi miskomunikasi antara dirinya dengan tim... (bersambung) (otosport.otomotifnet.com)