“Mobil berisik banget kalau enggak pakai helm,†serunya. “Aku tahu memang, tapi ternyata berisik banget, dengan semua getaran Anda bisa dengar apa yang tidak ingin didengar kalau pakai helm. Itu pastinya!â€
12 tahun berkarir tentu bukan waktu singkat. Jadi, meski perlu persiapan cukup banyak, tetap saja Webber melakukan prosesi ini. “Enggak mudah melepas peranti HANS dari helm, jadi aku menghabiskan setengah lap mencoba untuk melepas yang sebelah kiri,†jelasnya.
Rupanya pembalap asal Australia ini ingin dikenang sebagai orang yang mengakhiri karirnya di balik kemudi Red Bull. “Dalam olahraga ini, enggak selalu mudah menunjukkan siapa yang ada di balik kemudi. Bisa saja di olahraga lain, tapi di F1, kami selalu pakai helm, jadi asyik mengemudi sambil buka helm,†tukasnya.
“Satu-satunya saat tanpa helm adalah di podium – kalau dapat hasil bagus – jadi boleh lah melepasnya. Di sektor terakhir agak ngganjal, aku pikir marshal bisa jadi khawatir aku enggak bisa belok, tapi akhirnya baik-baik saja. Asyik saja membawa mobil balik seperti ini, sentuhan kecil berbeda untuk membawa pulang mobil (ke pit),†sambungnya.
Efeknya, Webber pun tampil dengan mata berkaca-kaca. Uniknya, ia tetap menampik perasaan emosional karena seri perpisahannya ini. “Ah, ini karena angin,†kilahnya.
Good bye, Mark. Sukses di ajang balap yang lain! (otosport.co.id)