Strategi yang kurang matang dan karakter sirkuit Gunung Prahu, Gempol Pasuruan yang mempunyai permukaan tanah berbatu labil jadi kendala utama. Makanya strategi jitu diperlukan!
“Tekanan ban dan setingan suspensi sebetulnya berperan sekali, juga skill yang mumpuni untuk melintas di sirkuit dengan panjang sekitar 1,2 km yang didesain seperti ini,” ungkap Tjahyadi Gunawan, ketua Racing Commite. Menurutnya lagi tekanan ban, bila menggunakan ban dalam harus berani bermain di 8 psi.
Pilihan ban ditengarai juga berperan. Seperti yang dikatakan Tony Coreng, privater asal Jombang. Menurutnya, Ia lebih pas bila menggunakan ban impor Super Swamper Bogger.
“Kalau menggunakan Simex Extreme Trekker ukuran 33, kurang dapat traksi di trek ini. Sedangkan bila pakai Super Swampper Bogger, meski kondisi ban tinggal 70 persen, traksi masih oke,” yakinnya.
Hasil lomba sementara sampai SS3 di kelas upper 2500cc, Wahyu Lamban Jatmiko dan Pandu dari Hardy’s Land Racing Team, sudah kumpulan total poin 163. Dibawahnya ada Dek Rai dan Dek Tung asal Dasico Racing Management, 126 poin. Lalu di mana posisi Hendry Dunan, Johnlin Racing team? Sementara posisi ke 4 dengan 91 poin.
Tak kalah seru di kelas under 2500. Sampai SS3, sementara Fen Saparita dan Mus Dalifah dari Melia Laundry Sencaki Offroad berada di klasemen teratas dengan 147 poin. Jipnya yang dimodifikasi mirip tampilan UTV dengan mesin Suzuki K10 turbo, terlihat sanggup kencnag di trek penuh tantangan ini. Di belakangnya ada Imam Saebani dan Fery dari tim Dewi Sakti dengan 146 poin. Tipis!
Sebagai catatan, klasemen poin pada 2 seri terdahulu, kedua offroader itu bukan unggulan yang punya poin di posisi atas. Imam berada posisi ke 4 dan Fen ke 5. Apakah mereka bisa merebut posisi juara umum?. Kita nantikan 2SS lagi ya. (otomotifnet.com)