Eropa - Persaingan lebih seru bakal terjadi di supporting race F1, GP2 mulai tahun depan. Penyulutnya, mobil-mobil balap diperbolehkan menggunakan DRS (Drag Reduction System). Percobaannya pun akan dilakukan tahun ini juga.
DRS sendiri sudah diterapkan pada F1 sekal 2011. Teknologinya terdapat bagian sayap belakang yang bisa bergerak. Difungsikannya peranti tersebut biasanya di jalur lurus atau yang sudah ditentukan oleh panitia lomba untuk menyalip lawan.
Jadi, ketika sayap belakang digerakkan, akan berpengaruh pada peningkatan kecepatan. Juga mengurangi hambatan pada bagian-bagian tertentu dari trek.
Untuk di GP2, DRS akan diuji coba di salah satu trek di Eropa, Oktober ini. Satu lagi di Timur Tengah Desember 2014. Digunakannya DRS, menurut bos GP2 sebagai batu loncatan pembalap ke F1 yang lebih baik.
"Kami selalu mengatakan bahwa GP2 mampu menghasilkan beberapa balapan yang menakjubkan tanpa penambahan DRS atau perangkat lain. Musin balapan 2014 telah membuktikan dengan beberapa balapan yang berdekatan dan menarik persiangan di trek," sebut Bruno Michel, bos GP2.
Kendati adanya teknologi DRS, GP2 tetap jalan sesuai misinya, yakni menyiapkan pembalap untuk melangkah ke F1. Karena, "F1 terus berkembang. Tidak mungkin untuk GP2 harus selalu menggunakan mobil yang sama terus, harus ada peningkatan. Ya, salah satunya DRS ini," tegas Bruno. (Otosport.co.id)