Kejurnas Touring Masih Minim Pembibitan

Selasa, 15 April 2014 | 10:11 WIB



Digelar saban tahun, kejuaraan nasional balap touring menyisakan pe-er regenerasi. Ini fenomena nyata kalau kehadiran wajah baru sepertinya hal yang langka di balap turing Tanah Air. Memang betul kelihatan ada beberapa pembalap yang muncul, tetapi selama bertahun-tahun berlangsung, balap turing seakan tak menemukan suasana segar regenerasi.

Apesnya, kalau boleh dibilang begitu, umumnya yang turun mengaspal adalah pembalap yang sudah beberapa kali menjadi juara nasional. Tahun berganti tahun mereka masih ada di kelas tersebut. Enggak heran memunculkan pertanyaan, enggak bosan lawan dia lagi-dia lagi?


Balap turing. Perlu daya tarik agar khalayak luas mau ikut


Alvin Bahar dari Tim Honda Racing Indonesia yang juga koordinator balap one make race Honda Jazz dan Brio buka suara. “Kalau bosan ketemu terus di tiap balapan turing sih enggak ya. Karena ini kan balapan dan tiap tahun pesertanya bertambah. Kecali kejurnas touring, agak menurun. Kecuali di kelas–kelas tertentu banyak dan kita butuh juga regenerasi,” ungkapnya.

Tapi, lanjut Alvin, mereka yang baru–baru turun di balapan turing ini harus melewati jalur berjenjang dulu. Butuh 1-2 tahun untuk bisa ke jenjang yang lebih tinggi. ”Dan itu harus sesuai keinginannya. Jangan takut kalau ketemu kita di arena,” ucapnya.

Menurutnya, pembalap baru bisa jadi juara jika pembalap tersebut mengikuti kompetisi sesuai kategori yang diikutinya. Juga harus ada kejuaraan bagi pembalap baru. Termasuk ada apresiasi bagi pembalap baru. “Yang penting mental untuk jadi pembalap. Gue dulu pertama turun balapan lawan senior sekelas Chandra Alim. Tapi gue harus yakin gimana caranya bisa ngalahinnya,” ungkapnya lagi.



Bukan tidak mungkin jika suatu hari ada beberapa balapan atau kelas yang akan ditinggal. Entah karena sudah jenuh atau pindah ke kompetisi lain. Sehingga meninggalkan pe-er regenerasi bagi kelanjutan balapan.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Sunny TS, Menurutnya peserta touring mulai menurun di beberapa kelas dan juga butuh regenerasi. Ia enggak menampik ada kesan jenuh dengan peserta yang itu–itu saja. Sunny kabarnya mulai melirik dan pindah ke balap European Touring Car Competition (ETCC). ”Perlu adanya kelas khusus pemula dan kriteria status mereka naik dan itu juga harus dievaluasi. Karena jika baru juara umum 1 kali di akhir tahun sudah harus naik statusnya, itu yang membuat mereka tidak mau ikut lagi karena takut kalah dan belum cukup pengalaman untuk melawan pembalap yang lebih senior,” ungkap Sunny TS seraya bilang pindah ke ETCC karena pesertanya lebih banyak.



Menurutnya lagi ada hal yang bertentangan dengannya yaitu aturan yang dibuat sekarang, baginya harus ada batasan untuk pemakaian mesin, sebagai contoh 1 mesin untuk 2 kali balap, karena hal ini bisa membantu tim kecil dalam masalah keuangannya dan boleh diporting supaya tidak ada saling curiga satu sama lain.



Sementara itu, dalam kesempatan singkat usai acara OTOMOTIF Award di Taman Ismail Marzuki, Jakpus, Yosep Swasono Agus, corporate communications manager PT Honda Prospect Motor (HPM) mengungkapkan kalau pihaknya tengah memikirkan untuk membuka kelas Brio 1.200 cc. "Itu juga upaya regenerasi. Kita mempertimbangkan membuka kelas Brio 1.200 cc untuk pemula. Tapi kita juga lihat pesertanya dulu," tutur Yosep.

Nah, semoga muncul lebih banyak wajah-wajah baru. (otosport.co.id)