Hal itu memuncak di putaran empat beberapa waktu lalu manakala pembalap tim HSC Gandasari OWS, Roy Haryanto, terlibat duel dengan pembalap dari kubu Honda Bandung Center, Fitra Eri. Efeknya terjadi senggolan yang membuat Fitra Eri keluar dari lintasan. Sementara, Roy Haryanto beropini malah Fitra yang memaksa masuk trek setelah keluar dari lintasan.
Silang pendapat mana siapa yang benar dan siapa yang salah pun tak ada ujungnya. Belum lagi pihak steward yang menjadi institusi berwenang untuk melihat insiden serta yang berhak memberikan sanksi ringan sampai berat dirasa kurang berperan aktif.
"Bukan pada posisinya menilai siapa benar dan salah dalam insiden yang terjadi di seri lalu antara Roy dan Fitra. Posisi itu mestinya ada di pihak steward. Steward berwenang menilai insiden dan menentukan siapa yang salah dengan referensi dari buku peraturan balap mobil," kata Alvin Bahar, salah satu kontestan kejurnas ISP .
Steward jadi pemantau perilaku pembalap di saat race day. Apakah pembalap mengambil dan menyalip pembalap di depannya. Atau bagaimana menjaga agar pembalap di belakangnya tidak menyalip. Semua terkait dengan pelanggaran perilaku atau tata cara balap yang benar itu termaktub di buku peraturan.
"Sejak seri pertama hingga yang terakhir insiden antarpembalap sering terjadi yang terkait dengan perilaku yang tidak sportif. Di samping itu steward pun tak bertindak dengan tegas," cerita Sunny TS dari tim BintangSobo Eneos.
DITUNTUT TEGAS
Banyaknya kritikan terhadap steward tidak serta merta steward diam saja atau melakukan pembiaran. Pihaknya sudah memberikan penjelasan soal insiden FItra dan Roy. Terdapat keterbatasan perangkat pendukung berupa kamera pemantau yang kurang memadai membuat steward tak dapat bekerja maksimal. Pun ada pembalap yang merekam via video kamera. Tidak semua pembalap melakukannya.
"Nggak benar steward tidak tegas. Kami berlaku proporsional. Memang ada kendala bila ada keluhan dan laporan terkait perilaku pembalap yang tak sportif dan tiada rekaman videonya. Sehingga kekurangan pendukung membuat pihak steward tak bisa memproses lebih lanjut laporan atau protes itu," jelas Johny Pramono selaku pejabat steward.
Pun begitu, pihak steward berjanji di ronde 5 ini bakal lebih tegas dan tak segan-segan memberikan sanksi atau hukuman.
"Pihak steward di seri ini akan bertindak tegas di mana siapa yang terbukti melakukan pelanggaran, maka kartu izin startnya (KIS, red)," imbuh Johny Pramono.
Apakah sanksi tersebut tidak dirasa terlalu keras? Kenapa tak diganjar teguran, denda atau pengurangan poin di klasemen dan melarang pembalap yang terbukti berperilaku tidak sportif itu tampil di seri berikutnya? Mari lihat saja implementasinya yang dicanangkan steward seperti apa di putaran 5 nanti. (otosport.co.id)