Konsekwensinya, Demas harus lakukan start dari gigi 2. Begitu meliuk-liuk menghajar lintasan 390 meter itu, ia pindah ke gigi 3 dan tetap di situ hingga batas finish.
“Memang itu cara darurat yang bisa kami lakukan. Saya pun sepenuhnya percaya pada mekanik yang menyarankan itu. Mereka jelas tahu betul apa yang dilakukan,” papar Demas.
Amandio yang menjadi ‘bintang’ saat sesi free practice , kali ini mengaku sulit mengembangkan performa. Penyebabnya adalah ia memakai kopling baru dan sedikit butuh waktu beradaptasi. “Tapi, sekarang sih rasanya sudah mantap dan siap tarung sampai sesi terakhir besok. Kita lihat saja bagaimana besok,” tandasnya.
Selain pertarungan sengit di antara drifter nasional itu, IIMS Drift War jilid II ini juga dihangatkan oleh Alinka Hardianti sebagai satu-satunya drifter wanita. Di iringi aplaus penonton, penampilannya pun tak kalah garang dari anak-anak cowok yang ‘mengeroyoknya’ dan lolos ke 32 Besar dengan nilai 51. Ia ada di peringkat 23.
Meski mengendarai pacuan yang power-nya jauh lebih kecil dari peserta lain, Alinka mengaku sangat menikmati kompetisi ini. Putri pembalap nasional Didi Hardianto itu pun bertekad akan lebih serius lagi di kancah drifting. Apalagi, jika musim depan sudah ada kejuaraan nasionalnya sebagaimana dirancang IMI dengan menjadikan IIMS Drift War ini sebagai pilot project.
“Saya turut senang dan pastinya tambah seru kalau sudah ada kejurnasnya. Tapi, tak perlulah ada kelas khusus wanita. Tetap saja seperti saat ini. Biar cewek, lawan terus,” katanya dengan senyum khas drifter. (otosport.co.id)