Dok. MOTOR Plus
Yamaha Mio jajal seher forging
Otomotifnet.com - Uji coba piston forging baru di Yamaha Mio pacuan Bayu Aditya. Sanggup naik podium 3 kelas 175 cc. Di seri 1 Indonesia Matic Race yang digelar di Sirkuit Gery-Mang Subang beberapa waktu lalu.
Bayu Aditya memperkuat tim Kawahara DTS Michelin G-Design. “Karena disupport Kawahara, part harus menggunakan produk sponsor,” jelas Mian alias Sumingan sang mekanik.
Seperti seher, menggunakan Kawahara ukuran 62 mm. “Lebih enak karena lubang pen seher 15 mm. Cocok dipakai di Mio,” ungkap Mian yang selalu sibuk di arena balap seputaran Jawa Barat itu.
Menurut Mian, seher ini dari sisi lain yaitu sudah menganut jenis forging. Sehingga lebih ringan karena banyak bagian yang dibikin tipis. “Meski begitu jadi enteng namun tetap kuat,” jelas Mian yang asli wong Jowo itu.
Selain itu, seher ini punya bidang kontak yang sedikit terhadap permukaan dinding liner. “Membuat gesekkan yang terjadi antara dinding seher dan liner jadi sedikit,” sebut Mian. Jadinya tidak banyak mengurangi power.
Namun Mian terus terang juga kekurangan dari seher ini. Punya ukuran yang lebih pendek dari standar MIo. “Kalau dipasang di blok Mio jadi mendem,” cerita Mian.
Piston yang menganut forged memang selalu lebih pendek. Sesuai dengan seher-seher sekarang. Supaya tidak berat dan tak membuang power mesin.
Namun karena mendem bagusnya naik stroke. Tapi, Mian tidak menempuh naik stroke karena seher sudah besar. Untuk mencapai kapasitas 175 cc sudah pas dengan stroke standar.
Solusinya Mian hanya memapas blok. Tingginya dikurangi 2 mm agar seher lebih nongol dan kompresi tidak low. “Pinggir puncak seher dibikin mendem 0,4 mm. Dipadu dengan paking standar. Masih aman dan tidak mentok head,” ungkap Mian.
Selain itu, kepala seher diatur ulang. Agar kompresi bisa mencapai 13,5 : 1. Targetnya nanti akan dibuat 14,5 : 1. Karena uji coba seher baru ternyata kuat dan masih sanggup juara. Meski pada race 1 terkendala setingan spuyer yang tidak pas. Jadinya mbrebet.
Untuk kelas 175 cc open dibolehkan menggunakan bahan bakar bebas. Mian pilih menggunakan bensol biru karena yang tersedia hanya itu. Secara hitungan sederhana, menggunakan bensol harusnya perlu spuyer besar. Namun di korekan Mian selalu terbalik.
Menggunakan karburator Keihin PE spuyer yang pas untuk pilot-jet pakai 42 fan main-jet menggunakan 120. Setingan seperti ini mirip di kelas 150 cc kalau menggunakan bensol.
Untuk kem dibikin mirip dengan kem di mobil-mobil balap. Walau antara klep isap dan buang punya durasi sama, tapi derajat bukaan yang berbeda.
Klep isap membuka 30 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 60 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan klep buang membuka 65 derajat sebelum TMB dan menutup 25 derajat setelah TMA.
Menurut Mian, karakter kem seperti ini membuat suara yang adem di rpm bawah. Makanya suara yang keluar dari moncong knalpot juga biasa aja. Tapi, akan galak di gasingan.
DATA MODIFIKASI
Ban belakang : Indotire
Klep : EE 31/25,5 mm
Puli CVT : Standar ditipisan
Per CVT : 2000 rpm
Roller : 7 gram
Bayu Aditya memperkuat tim Kawahara DTS Michelin G-Design. “Karena disupport Kawahara, part harus menggunakan produk sponsor,” jelas Mian alias Sumingan sang mekanik.
Seperti seher, menggunakan Kawahara ukuran 62 mm. “Lebih enak karena lubang pen seher 15 mm. Cocok dipakai di Mio,” ungkap Mian yang selalu sibuk di arena balap seputaran Jawa Barat itu.
Menurut Mian, seher ini dari sisi lain yaitu sudah menganut jenis forging. Sehingga lebih ringan karena banyak bagian yang dibikin tipis. “Meski begitu jadi enteng namun tetap kuat,” jelas Mian yang asli wong Jowo itu.
Selain itu, seher ini punya bidang kontak yang sedikit terhadap permukaan dinding liner. “Membuat gesekkan yang terjadi antara dinding seher dan liner jadi sedikit,” sebut Mian. Jadinya tidak banyak mengurangi power.
Namun Mian terus terang juga kekurangan dari seher ini. Punya ukuran yang lebih pendek dari standar MIo. “Kalau dipasang di blok Mio jadi mendem,” cerita Mian.
Piston yang menganut forged memang selalu lebih pendek. Sesuai dengan seher-seher sekarang. Supaya tidak berat dan tak membuang power mesin.
Namun karena mendem bagusnya naik stroke. Tapi, Mian tidak menempuh naik stroke karena seher sudah besar. Untuk mencapai kapasitas 175 cc sudah pas dengan stroke standar.
Solusinya Mian hanya memapas blok. Tingginya dikurangi 2 mm agar seher lebih nongol dan kompresi tidak low. “Pinggir puncak seher dibikin mendem 0,4 mm. Dipadu dengan paking standar. Masih aman dan tidak mentok head,” ungkap Mian.
Dok. MOTOR Plus
Yamaha Mio jajal seher forging
Untuk kelas 175 cc open dibolehkan menggunakan bahan bakar bebas. Mian pilih menggunakan bensol biru karena yang tersedia hanya itu. Secara hitungan sederhana, menggunakan bensol harusnya perlu spuyer besar. Namun di korekan Mian selalu terbalik.
Menggunakan karburator Keihin PE spuyer yang pas untuk pilot-jet pakai 42 fan main-jet menggunakan 120. Setingan seperti ini mirip di kelas 150 cc kalau menggunakan bensol.
Untuk kem dibikin mirip dengan kem di mobil-mobil balap. Walau antara klep isap dan buang punya durasi sama, tapi derajat bukaan yang berbeda.
Klep isap membuka 30 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 60 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan klep buang membuka 65 derajat sebelum TMB dan menutup 25 derajat setelah TMA.
Menurut Mian, karakter kem seperti ini membuat suara yang adem di rpm bawah. Makanya suara yang keluar dari moncong knalpot juga biasa aja. Tapi, akan galak di gasingan.
DATA MODIFIKASI
Ban belakang : Indotire
Klep : EE 31/25,5 mm
Puli CVT : Standar ditipisan
Per CVT : 2000 rpm
Roller : 7 gram