Kawasaki Ninja 250, Juara Nasional Sport 250 cc

billy - Senin, 16 Januari 2012 | 15:26 WIB

(billy - )


Bersama Kawasaki Ninja 250R yang dibesutnya, Ali Adrian berhasil jadi juara nasional kelas sport 250 cc. Sebenarnya selain buat balap, seting yang dimainkan bisa diikuti motor harian.

“Korekan aman banget, motor ini juga sekalian contoh buat konsumen harian,” ungkap Angga Kurniawan, owner Anjany Racing di Jl. Arteri Kelapa Dua No. 21, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Untuk memperbesar power, menggunakan seher JE buatan Amerika. Mengaplikasi piston diameter ukuran 62 mm. Diameter ini juga sama dengan piston standar Ninja 250R. Tapi, kelebihannya punya dome lebih tinggi.

"JE Pistons punya berbagai ukuran yang bisa menghasilkan varian kompresi. Dari 12,5 : 1 dan 13,5 : 1. Jadi, tinggal pilih saja. Kebetulan cocoknya pakai 13 : 1. Kalau untuk harian, bisa main di 12,5 : 1 saja,” tambah pria yang workshopnya dipenuhi pembesut Ninja 250 itu.

Malah sebelumnya, Ninja kelir merah-putih ini sempat dijejali piston 64 mm. Sehingga isi silinder jadi bengkak 265 cc. Sayangnya, power besar hanya ada di putaran bawah. Sedang di putaran atas, motor seakan mandek alias ogah lari!

Akhirnya balik lagi  menggunakan seher 62 mm dan rasio kompresi dibuat 13 : 1. Didapat dari pemapasan dome piston. Sayangnya Angga lupa berapa ukuran papasnya. “Cuma diambil sedikit-sedikit aja kok sampai kompresi benar-benar 13 : 1. Namun kepala silinder enggak dipapas,” sebutnya Angga.

Menemani ubahan di ruang bakar, pasokan bahan bakar dan udara ikut dibenahi. Enaknya, Angga juga andalkan part bolt on. Buat suplai campuran udara dan bahan bakar, dipakai jeting kit merek Jet Up.

Tapi, besarnya asupan bahan bakar kudu diimbangi udara juga. Maka itu buat filter udara, pria ramah ini mengadopsi filter merek Two Bros. Dimensi part ini lebih besar dari filter aftermarket umumnya. Sengaja dipilih karena agar asupan udara yang masuk juga lebih banyak. Sehingga bahan bakar yang kombinasi dari 50% Pertamax dan 50% bensol itu bisa sempurna berbaur udara buat pengabutan di ruang bakar.

Sebagai transfer daya ke roda belakang, mengandalkan rantai merek Afam yang banyak dipakai di special engine. “Sengaja, agar enteng karena gak pakai O-ring. Juga minim gesekan. Putaran roda jadi ringan. Tapi, kekurangannya cepat kotor dan kering,” timpalnya.

Seting suspensi juga dimainkan demi handling sempurna. Per sok depan, diganti pakai merek BEET. Selain sedikit lebih keras, proses rebound juga lebih baik. Apalagi, oli sok depan digantikan perannya oli samping 2T Silkolene Pro2. Lalu buat buritan, sok belakang aplikasi merek RPM. Kelebihan sok ini, bisa adjust rebound yang diinginkan.

Mengimbangi bobot tubuh Ali yang 54 kg, kombinasi gir 14/ 44 mata diterapkan. Toh, bobot motor sendiri sudah sedikit berkurang lewat pelek Marchesini Racing. Ketika lintasan kering, buat belakang aplikasi lebar pelek 4 inci. Tapi, di saat hujan atau basah, mainkan yang 4,5 inci.

Akhirnya, juara nasional bisa diraih! “Terima kasih untuk sponsor yang sudah mendukung prestasi di 2011 ini,” sebut Angga yang mengusung nama tim Anjany NHK CLD FDR Sphinx Racing Team. Congratz, Bro! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/60-17
Ban belakang : Battlax 150/60-17
Knalpot : CLD
Per Klep : CLD
Anjany Racing : (021) 536-79239