Honda CBR 250R, Akibat Suka Undertail

billy - Kamis, 23 Juni 2011 | 10:00 WIB

(billy - )


Keinginan memiliki moge lama menyelimuti pikiran Suriyothasrun. Tidak salah jika Honda CBR 250R yang baru ditebusnya dari dealer itu langsung jadi pelampiasan.

Pria yang punya nama seperti orang Thailand ini tahunya berasal dari Perumahan Pandan Harum Hill, Samarinda, Kalimantan Timur. Menyerahkan modifikasi ke Workshop G2C. "Awalnya ingin konsep CBR 600R. Tapi, saya kasih usul CBR 1000R. Tampilan lebih sangar dengan knalpot undertail," bilang Wardoyo, modifikator G2C.

Mewujudkan tampilan motor seperempat liter ini jadi moge 1 liter, ubahan total dilakukan. Cover bodi, tidak ada yang tersisa. Kini, semua berganti menyesuaikan kebutuhan. Mulai dari sepatbor belakang hingga bodi belakang, mengaplikasi bahan pelat besi.


Pakai pelat ketebalan 0,6 mm, bikin bodi tidak terlalu berat. Selain itu, juga memudahkan aksi main tekuk sana-sini. Tangan dingin Wardoyo, membuat desain CBR 1000R mudah untuk ditiru.

Tapi soal tangki, ada bagian yang dipertahankan. Yaitu, di bagian dasar. "Itu karena CBR 250R sudah pakai sistem injeksi. Jadi sebisanya dan seharusnya, posisi fuel pump dan sebagainya diusahakan tidak berubah," beber pria yang main tekuk pelat bodi sejak 1997 ini.

Jadinya desain tangki tetap berganti. Terlebih lebarnya juga ikut ditambah. Maklum, bentuk tangki standar CBR 250R kan tergolong kecil dan simpel. Enggak sesuai dimensi fairing baru ala CBR 1000.


Demi menyesuaikan konsep, rangka juga ikut disentuh. Aslinya CBR 250R mengusung model tubular. Berbeda dengan CBR 1000R yang sudah aplikasi tipe deltabox. Berkat Wardoyo, sasis masih bisa pakai berkat aksi tipu-tipu. Wah, macam lagu Bento aja!

Rangka standar, dicustom atau dibungkus pelat galvanis sehingga terlihat sudah mengadopsi deltabox. "Untuk rangka tengah ke belakang tetap dipotong. Karena harus disesuaikan dengan knalpot undertail," jelas modifikator kelahiran Sragen, Jawa Tengah itu.

Setelah dipotong, rangka dibuat ulang agar knalpot bisa tdipasang sempurna. Tulang buatan, pakai bahan dari pipa dimater ½ inci. "Nantinya kalau motor mau dikembalikan ke kondisi standar, masih bisa. Karena potongan rangka belakang tetap disimpan," timpal modifikator 28 tahun ini.


Masih bermain pelat, lengan ayun juga ikut dicustom. Arm standar dipotong dan disambung sekitar 2,5 cm agar bertambah panjang. Lalu, bentuk atau desain dibuat menyerupai CBR 1000. Lebar arm juga sudah ikut ditambah sekitar 3 cm.

"Itu karena pelek belakang sudah pakai lebar 6,5 inci. Kalau tidak bisa mentok dong," kilah modifikator yang banyak merancang motor desain futuristik ini.

Keren! (motorplus-online.com)

Manfaatkan Headlamp R6

Buat menyesuaikan desain keseluruhan, ada sedikit hambatan yang ditemui. Yaitu, lampu depan. Sulit mencari lampu orisinal milik CBR 1000R. Tapi, Wardoyo tidak langsung pupus. Headlamp dicari yang memiliki persamaan bentuk. "Pakai Yamaha R6 aja. Desain lampu tidak jauh berbeda kok," ungkap pria bertubuh gemuk ini.


Menambah kesan sangar dan berbau racing, kelir bodi dibalur konsep Honda CBR 1000R versi Mugen. Hanya, dominasi warna ikut diganti. Maksudnya, Mugen dipenuhi kelir hitam pada bagian tengah atau sekitar tangki dan fairing.

Tapi, oleh Wardoyo yang bukan bermakna Warung Doyong itu, dominasi warna diganti kelir merah. Mulai dari sepatbor depan hingga tangki. "Biar sesuai STNK. Jadi tidak perlu ubah warna segala. Toh, masih tetap keren kan," pede-nya. Walah!


DATA MODIFIKASI
Ban depan : Shinko 120/70-17
Ban belakang : Michelin 200/60-17
Upside down : Suzuki GSX 750
Pelek : Kawasaki ZX 1000
G2C : 0813-8057-1391