LSA sempit ditujukan buat mengail power di putaran atas. Berbeda jika terapkan LSA lebar. Maka, power bawah mudah dikail. “Untuk Honda BeAT yang ditunggangi M. Nurgianto, cocoknya pakai LSA sempit. Cukup 101º,” bilang Erwin Oei, tunner pembuat mesin BeAT kelir pink yang turun di kelas Superstar di ajang Indonesian Super Matic Race, seri Bali itu.
Apalagi karakter balap racer akrab disapa Anto itu, suka rolling speed di tikungan. So, gantung gas, rpm di tahan di putaran tinggi. Karakter mesin yang ditawarkan, sesuai keinginan Anto.
Begitu juga karakter standar BeAT yang memang memanjakan torsi di putaran bawah. Jadi, tugas Erwin cukup mencari tambahan power buat putaran atas. Tenaga atasnya jalan terus. Tapi, ditikungan. rpm enggak boleh drop banget.
Permainan LSA didapat dari racikan noken as Kawahara. Durasi klep isap dan buang dibuat beda. Buat klep in, durasi dipatok di angka 257º. Sedang klep isap, 258º.
Hitungannya, klep in membuka 29º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 48º sebelum Titik Mati Bawah (TMB). Buat klep buang, “Klep ex membuka 52º sebelum TMB dan menutup 26º setelah TMA,” bilang tunner akrab dipanggil Akiang ini.
Dari puncak klep isap bermain di angka 99,5º. Sedang klep buang, puncak bubungan tercipta pada 103º. Digabung keduanya, lalu bagi 2. Hasilnya, 99,5º + 103º : 2 = 101,25º. Dibulatkan, jadi 101º. Klep Honda Sonic dipilih buat dukung karakter. Tapi Klep buang dibuat jadi 23 mm yang dari yang 24 mm. "Matik nggak pakai perseneling, jadi butuh rpm stabil dan cepat. Menurunkan ukuran diameter klep buang, aliran gas bakar lebih sesuai,” aku pria gape ubah sitting klep ini.
PISTON GOMPAL
Sayang, pertarungan seru antara Anto dengan Owie Nurhuda harus diakhir kendala teknis. Pembalap yang membawa nama tim Connection Kawahara ini harus puas di podium dua. Owie yang juga rekan setimnya mampu berdiri di podium utama.
Penyebabnya, piston Izumi 54,4 mm yang digebuk kompresi 12,1 : 1 itu gompal di bagian bibir klep in dan ex. “Mungkin papasnya agak ketipisan. Selain itu juga mungkin karena dipaksa terus bermain hingga 4 race. Apalagi sudah setahun belum diganti piston,” bilang Akiang sembari bilang baru tahu piston gompal setelah scrut. Tapi, setidaknya usaha yang dilakukan sudah cukup keras. Terlebih, Anto masih mampu untuk melewati garis finish. (motorplus.otomotifnet.com)